F01.3 AS Tamrin saat berbincang dengan La UduAS Tamrin saat berbincang dengan La Udu

BAUBAU, BP – Wali Kota Baubau AS Tamrin akhirnya menyambangi seorang pria tua yang mendiami gua di Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau Selasa (04/02). Pria bernama La Udu (57) ini sudah tinggal di gua selama 10 tahun seorang diri.

Dalam kesempatan bertemu, orang nomor satu di Kota Baubau ini berjanji akan memberikan tempat tinggal yang layak bagi La Udu. Pemerintah Kota melelalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) akan mengupayakan hunian yang juga dapat mendukung profesinya sebagai nelayan.

“Lokasinya kita akan lihat, yang jelas dekat dengan mata pencahariannya,” katanya.

Sebelumnya dalam perjalanan menuju “kediaman” La Udu, AS Tamrin didampingi Kepala Dinas Sosial Abdul Rajab, serta rombongan lainnya dengan menaiki sebuah katinting, bertolak dari pelabuhan rakyat di Pantai Kamali. Saat rombongan tiba di lokasi, La Udu tengah beristirahat.

Kemudian AS Tamrin mengajaknya untuk berbincang dua arah. Dari situ diketahui jika La Udu pernah berkebun, hingga saat ini menjadi nelayan.

Pada kesempatan itu pula, AS Tamrin menawarkan pekerjaan kepada La Udu sebagai petugas kebersihan. “Mau ya bekerja di kebersihan,” katanya.

La Udu bertahan hidup dengan mengandalkan hasil laut. Sebagian hasil laut yang diperoleh, untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi terkadang dijualnya untuk membeli bahan makanan serta keperluan hidupnya sehari-hari.

Cukup memprihatinkan kakek La Udu sudah sejak lama ditinggalkan istrinya entah kemana dan belum memiliki seorang anak. Di gua berukuran sangat sempit tersebut, hanya bisa digunakan sebagai tempatnya tidur beralaskan selembar papan.

Bahkan, kata Kakek La Udu, saat musim ombak, tempat tidurnya seringkali terkena hantaman ombak.

Meski begitu, tidak membuat kakek La Udu untuk mencari tempat tinggal yang baru dan nyaman.

Untuk menuju lokasi tempat tinggal kakek La Udu, harus berjalan kaki kurang lebih 15 menit dari permukiman warga melewati bibir pantai saat air laut surut dan saat air pasang, tidak ada akses lain selain menggunakan perahu. Itulah yang dilakukan kakek La Udu setiap harinya.

La Udu sebenarnya berkeinginan memiliki tempat tinggal yang layak, namun hal itu hanya sebatas harapan dan impinnya saja, mengingat kondisi ekonominya cukup sangat memprihatinkan, jauh dari kata layak.

Peliput: LM Syahrul