F04.1 La AsariLa Asari

Peliput : Amirul

BATAUGA,BP-Sosialisasi program KB untuk menekan angka kelahiran oleh BKKBN Buton Selatan terus menelurkan aseptor-aseptor baru, hingga November lalu telah mencapai 70 persen dan target capian akhir tahun 2017 bisa mencapai 80 persen

Kepala BKKBN Busel La Asari mengatakan, untuk capaian target provinsi yang diberikan sampai akhir november telah mencapai 70 persen atau 1000 lebih aseptor. Namun angka itu akan bertambah sejalan dengan sosialiasi dan pelayanan KB ke masyarakat, ditaksir bisa mencapai 80 persen atau diangka 2000 lebih diakhir Desember
Dikatakannya, program KB tersebut berjalan sesuai harapan berkat kerjasama lintas stakeholder yakni Dinas kesehatan, BKKBN dan PKK. Kegiatan BKKBN Busel dalam kunjungan Bupati di Batuatas awal pekan ini, pihaknya juga sempat memberikan pelayanan KB bagi ibu-ibu di Batuatas, pelayanan itu bukan hanya program sosialiasi pelayanan KN tetapi ada bantuan alat untuk mengolah ikan abon sehingga dapat menggenjot pembinaan khusus kepada keluarga miskin dan kelompok sejahtra.
“Karena kami yakin di Batuatas itu memiliki potensi ikan. Dari pada ikan dijual murah maka diberikan pembinaan untuk pembuatan ikan abon. Jadi dalam pembuatan ikan abon ini diharapkan ada kreatifitas dan bertambahnya penghasilan tambahan keluarga dari nilai harga ikan itu bisa bertambah,” kata Asari saat ditemui di kantor Bupati beberapa waktu lalu
Kata dia, ditahun 2018 BKKBN juga akan memberikan bantuan mesin pembuatan abon dan pengering bawang untuk Batauga dan Lapandewa. Kemudian ditahun tahun berikutnya seluruh kecamatan akan mendapatkan bantuan program pemberdayaan dan pembinaan khusus untuk keluarga tidak mampu
“Target setiap kecamatan satu mesin. Untuk tahun 2018 baru Batauga dan Lappandewa yang baru bisa diberikan bantuan mesin. Untuk lapandeewa bukan ikan abon tapi untuk pengeringan bawang,” tuturnya
Lebih jauh dikatakan, untuk capaian aseptor KB baru 32 di Batuatas. Secara rinci untuk 30 untuk implan, 2 untuk ayudi. “Sebenarnya kemarin itu masih banyak. Sehingga ibu-ibu yang dipercaya. Kami usahakan khsususnya PilKB. Yang paling banyak KB itu hampir semua kecamatan. Peserta yang paling banyak Batauga, Sampolawa dibandingkan kecamatan lain. Untuk secara umum memang yang baik adalah Batauga. Karena ini untuk MKJP Metode Kontrasepsi jangka Panjang,”katanya.
Lanjutnya, KB termasuk Pil, suntik dan kondom. Sedangkan untuk MKJP seperti aiud dan implan dan metode operasi wanita laki-laki. Sementara wanita sudah banyak yang gunakan. Jadi Sekitar 30 metode oraperasi misalnya wanita diikat kandungan. Untuk pria ini sementara dilakukan motifasi.
Menurutnya, Busel daerah baru, maka diharapkan pencapaian MKJP sehingga dengan demikian tercapaian kualitas keluarga meningkat. “KB dibusel juga berkualitas. Daripada Pil, kondom dan suntik kalau lupa jadi,” ujarnya.
Ditambahkannya, tujuanya akseptor KB ini bukan untuk menjarangkan kehamilan atau anak. Tapi ini untuk menjamin kualitas hidup sehat keluarga, karena jika sudah berkualitas hidup sehat maka keluarga akan sejahtra.
“Intinya untuk meningkatkan kualitas hidup ditengah-tengah masyarakat, karena kita sudah berbeda zaman, jika dulu banyam anak banyak rezeki, ditahun ini sudah tidak seperti itu lagi karena kebutuhan hidup semakin meningkat, maka dua anak cukup,” tukasnya (*)