Peliput: Gustam — Editor: Ardi Toris
PASARWAJO, BP- Dianggap mampu dan mempunyai kemandirian menghadapi pandemi covid-19 saat ini, Kecamatan Wabula dipilih menjadi Kampung Tangguh Nusantara (KTN) atau dalam bahasa daerahnya ‘Kampo Mohosa’.
Bukan perkara mudah, untuk menjadi Kampo Mohosa, pemerintah dan masyarakat setempat harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Hal itulah yang terlihat pada perayaan Pesta Adat (Pidoa’ano Kuri) masyarakat Wabula yang digelar dengan protokol kesehatan yang super ketat, Sabtu malam (04/07).
Mulai dari pintu masuk Wabula, sudah dilakukan penjagaan ketat. Setiap yang masuk, akan dilakukan pengukuran suhu tubuh. Berlanjut lagi di dalam Baruga Adat (Galampa), setiap yang membawa Talang, diwajibkan memakai masker dan dilakukan pengukuran suhu tubuh kembali.
Semua stakeholder terkait dikerahkan, mulai dari aparat kepolisian setempat (Bhabinkamtibmas), TNI, hingga tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Wabula yang siaga melakukan pemeriksaan.
Turut hadir memeriahkan Pesta Adat tersebut, Kapolres Buton AKBP Adi Benny Cahyono, dan Asisten Pemerintahan (Asisten I) Sekretariat Daerah (Setda) Buton Alimani, yang mewakili Bupati Buton La Bakry yang berhalangan hadir.
Kapolres Buton AKBP Adi Benny Cahyono mengutarakan kebanggaannya bisa berkumpul bersama para Tokoh Adat merayakan Pidoa’ano Kuri masyarakat Wabula.
“Saya sabagai orang baru di sini, yang belum lama menjabat, saya merasa sudah menjadi bagian di sini (masyarakat Wabula-red),” kata Adi Benny.
Di tempat yang sama, Asisten I Setda Buton Alimani memuji kemandirian Wabula dalam menghadapi pandemi covid-19 saat ini. Ia mengaku, Wabula sangat berperan dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Kabupaten Buton.
“Desa Wabula sangat membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi saat ini, dengan menjalankan protokol kesehatan yang begitu ketat,” ujar Alimani.
Pantauan media ini, pelaksanaan Pesta Adat di Galampa Wabula tersebut, dikawal oleh aparat kepolisian dan petugas kesehatan dengan begitu ketat. (*)