Peliput: Alamsyah Pradipta Editor: Yuhandri Hardiman
BAUBAU,BP – Anggota DPD RI, Ir Wa Ode Hamsina Bolu menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan (STIKES) IST Buton. Kegiatan ini dihadiri DR Andi Tenri Machmud Akademisi Unidayan, Direktur Stikes Laode Ruslan SE, MM dan mahasiswa , Minggu (11/06).
Menurut Hamsina Bolu empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Empat pilar ini perlu terus disosialisasikan agar masyarakat selalu ingat arti pentingnya pilar kebangsaan.
“Ini dasar negara kita yang kuat, makanya kita akan terus memberikan pemahaman kuat kepada setiap masyarakat dan khususnya adik-adik mahasiswa di STIKES yang merupakan kelompok spesial ditengah-tengah masyarakat saat ini jadi semua lini harus paham mengenai empat pilar tersebut,” ungkapnya.
Dikatakan, Pancasila sebagai tiang penyangga suatu bangunan harus memenuhi syarat. Selain kokoh dan mantap, juga harus sesuai dengan bangunan yang disanggahnya. Pilar kedua kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945.
“Untuk memahaminya, diperlukan terlebih dahulu makna UUD untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,”terangnya..
Sedangkan, Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bentuk negara tempat rakyat Indonesia berada. Bentuk negara contohnya konfederasi, federasi dan kesatuan. Carl J Friedrich menyebutnya sebagai bentuk pembagian kekuasaan secara teritorial atau local division of power.
Pilar Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang pertama kali dinukil oleh Mpu Tantular seorang pujangga agung Kerajaan Majapahit yang hidup pada masa pemerintahan Raja Hayamwuruk. Semboyan atau sesanti dalam kakawin Sutasoma yang berbunyi “Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa, ” yang artinya “Berbeda-beda itu satu, satu itu tak ada pengabdian yang mendua.”
Untuk itu, diharapkan seluruh elemen masyarakat bisa mengetahui empat pilar kebangsaan ini. Termasuk mahasiswa sebagai insan pendidikan selaku unsur masyarakat memiliki nilai strategis pembawa pesan efektif.
“Sosialisasi empat pilar kebangsaan merupakan kegiatan rutin yang sudah dilakukan beberapa tahun oleh MPR. Sebagai senator perwakilan Sultra di MPR memfokuskan untuk daerah kepulauan” katanya.
Pembantu Rektor IV Unidayan, Andi Tendri berharap dengan gencarnya sosialisasi empat pilar semoga dapat menekan radikaslisme. Pada awalnya radikalisme terjadi karena kesalah-pahaman yang menyebar menjadi gerakan melawan dasar negara.
Setelah memberikan pemahaman kepada peserta sosialisasi, wanita yang kerap disapa Inan ini menyerahkan secara simbolis materi empat pilar kapada seluruh peserta mahasiswa IST Buton.(#)