Site icon BAUBAUPOST.COM

Pemerinah Diduga Terlibat Pembalakan Liar di Hutan Jati Bantea

F04.1 Pohon jati di Desa Bantea yang mulai di buru para pembalak liar

Pohon jati di Desa Bantea yang mulai di buru para pembalak liar

Peliput: Anton

LABUNGKARI, BP – Pembalakan liar di kawasan hutan produksi Desa Bantea Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah, belakangan diduga kuat melibatkan instansi terkait Pemerintah Kabupaten Buton Tengah. Pasalnya, aparatur setempat seakan menutup mata dan lepas tangan atas persoalan ini.

Kawasan hutan dengan luas kurang lebih 24 hektar tersebut di penuhi pohon jati yang mencapai ribuan pohon, yang ditanam oleh warga setempat sekitar tahun 1964.

Petugas Kehutanan maupun pihak terkait yang seharusnya menjaga kelestarian pohon jati di kawasan hutan tersebut, seakan melakukan pembiaran terhadap aksi pembalakan liar yang kerap terjadi belakangan ini.

Maraknya pembalakan terhadap pohon jati tersebut membuat masyarakat setempat kesal terhadap pengawasan pihak berwajib. Saat dikunjungi awak media, salah satu warga Desa Bantea La Ari tidak dapat menyimpan kekesalannya terhadap model pengawasan dari pihak berwajib terhadap kawasan hutan jati.

“Saya heran dengan model pengawasan pihak Kehutanan, mereka kerja siang malam, tetapi pembalakan liar terjadi siang malam juga. Ada apa dengan Kehutanan,” ucap La Ari, Kamis (13/07).

Diungkapkannya, kerusakan hutan seperti ini belum pernah terjadi sewaktu penjagaan hutan tersebut di percayakan kepada La Kota sebelum pensiun dari Dinas Kehutanan Buton Tengah beberapa tahun lalu.

“Selama puluhan tahun, hutan jati di desa kami tidak pernah terjadi seperti ini, dulu saat dipercayakan sama Pak Lakota yang menjaganya, hutan ini tidak pernah diganggu. Setelah diawasi oleh orang yang berasal dari luar, pembalakan terjadi siang malam. Padahal ini kami dari masyarakat sudah menjadi sumber mata pencaharian berupa menjual bijinya sebagai bibit, tetapi kalau sudah ditebang dengan pohonya otomatis tidak ada lagi sumber pencaharian masyarakat,” jelasnya.

Tidak hanya itu, salah satu warga lainnya Salaba juga menuturkan, masyarakat mengharapkan agar aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian, dapat menyelidiki dan menangkap oknum perusak hutan jati di Desa Bantea, selain itu warga juga menginginkan agar aparat memeriksa instansi yang berkewajiban mengawasi dan menjaga hutan jati tersebut.

“Kami khawatir jangan sampai ini adalah permainan antara pelaku ilegalloging bersama pengawas dari Kehutanan, jadi kami meminta kepada Kepolisian agar ditangkap para pelakunya serta pengawas, Kepala Kehutanan Buteng juga diperiksa. Kenapa pembalakan liar tersebut semakin marak, kami tidak menginginkan hutan jati Bantea hancur seperti yang terjadi di Muna dan Sampolawa Buton Selatan,” pungkasnya.(*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version