Site icon BAUBAUPOST.COM

Percobaan Operasi, Bagang Bekas di Desa Wantopi Nyaris Tenggelam

F04.1 Sebulan dilaut bagang bekas di Desa Wantopi nyaris tenggelam saat percobaan operasi

Sebulan dilaut, bagang bekas di Desa Wantopi nyaris tenggelam saat percobaan operasi

Peliput: Anton

LABUNGKARI, BP – Polemik pengadaan bagang bekas di Desa Wantopi Kecamatan Mawasangka Timur Kabupaten Buton Tengah, hingga saat ini masih terus menjadi kontroversi ditengah masyarakat. Bahkan belum lama ini, masyarakat Desa Wantopi dikejutkan saat bagang bekas yang di beli dengan Dana Desa 2016 itu nyaris tenggelam, ketika bagang diuji coba untuk dioperasikan sebagai alat penangkapan ikan.

Koordinator Forum Pemuda Mahasiswa Peduli Wantopi (Fuma Pepi) Sahran Sahara saat dikonfirmasi via telepon selulernya mengatakan, banyak warga menyaksikan langsung bahwa beberapa waktu lalu bagang tersebut hampir tenggelam ketika dioperasikan.

“Kalau operasinya itu dimulai sekitar sebelum puasa, setelah satu bulan dilaut bagangnya hampir tenggelam, saat itu ada info dari warga bahwa bagangnya sudah mau tenggelam, kemudian beberapa hari selesai Idul Fitri, dibuang lagi airnya supaya tidak jadi tenggelam,” kata Sahran, Minggu (16/07).

Dijelaskan, paska kejadian hampir tenggelamnya bagang tersebut, pihak pengelola kemudian mengevakuasi bagang ke darat dan dilakukan upaya perbaikan melalui penambalan dan pengecetan.

“Setelah kejadian hampir tenggelamnya itu bagang, mereka adakan lagi proses penambalan dan di cat, mungkin supaya bagang tersebut tidak lagi mengalami kebocoran,” jelasnya.

Dilanjutkan, sebagian besar masyarakat Desa Wantopi mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Buton Tengah harus melakukan pengawasan intens terhadap pengelolaan anggaran Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD), sehingga penggunaannya dilakukan secara transparan dan profesional.

“Masyarakat harapkan bersama, supaya para pejabat di Buton Tengah ini bisa lebih peka melakukan pengawasan terhadap penggunaan Dana Desa secara transparan dan profesional, disamping itu kita harapkan juga supaya pemerintah bisa pro rakyat, mengutamakan kepentingan rakyat,” katanya.

Sementara itu, Mantan Kepala Desa Wantopi La Ogo SE menanggapi hal ini menjelaskan, bagang tersebut hampir tenggelam diakibatkan salah satu sisi bagian bawah bagang terlepas.

“Bagang itu makanya hampir tenggelam ada yang terbuka, istilahnya disini kita sebut ‘lomba puseno’, bahkan dia terbuka itu ada dua kali, itulah yang kita herankan, kenapa disitu terus yang terbuka,” kata La Ogo.

Dan terkait masalah ini, La Ogo mengaku siap 24 jam untuk diperiksa pihak terkait, menyangkut penggunaan dan pertanggung jawaban DD dan ADD tahun 2016.

“Semua yang terhormat instansi terkait, artinya semua dinas-dinas terkait di kabupaten, termasuk DPRD dan Inspektorat, saya siap 24 jam untuk diperiksa,” tegasnya.

Sedangkan menurut pengakuannya, harga bagang bekas yang dibelinya dari Sulwesi Tengah itu, memakan biaya dengan total sebesar Rp 105 juta.

“Didalamnya itu ada biaya operasional, jadi keseluruhannya itu Rp 105 juta, biaya operasionalnya itu karena didalamnya ada biaya Tim Pengelola Kegiatan (TPK),” pungkasnya.(*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version