Berlayar dari Jakarta Tujuan Dobo Maluku Tenggara
Peliput: Alyakin Editor : Hasrin Ilmi
PASARWAJO, BP – Penemuan puing kapal KM Muda Jaya III di Desa Manuru Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton pada 14 Juli 2017 mulai terjawab. Kapal yang berlayar dari Jakarta dengan tujuan Dobo Maluku Tenggara itu mengangkut 17 Anak Buah apal (ABK) di duga teanggelam karena cuaca buruk hingga saat ini masih dinyatakan hilang.
Sebanyak 17 Anak Buah Kapal KM Muda Jaya III, kini dalam pencarian oleh tim Search And Rescue (SAR).
Salah satu perwakilan KM Muda Jaya III, Abdul Rahman datang berkunjung di Buton setelah mengetahui informasi bahwa kapal KM Muda Jaya III terdampar di Desa Manuru Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton pada 14 Juli 2017.
“Mengetahui informasi itu saya langsung turun di Buton,” kata Abdul Rahman ketika dikonfirmasi Baubau Post saat ditemui di Desa Manuru pada Senin Malam (17/07)
Dikatakan, Kapal KM Muda Jaya III keluar berlayar dari kota Jakarta untuk menuju ke Dobo pada 16 juni 2017 dan terakhir kontak dengan mereka pada pukul 10.00 WIB 28 juni 2017 diperkirakan di perairan kota Palu setelah itu hilang kontak sama sekali sementara setiap hari selalu ada komikasi lewat monitor.
“Jadi tujuan mereka itu ke Dobo untuk mencari atau memancing cumi, dan biasanya 10 bulan balik lagi ke Jakarta,”ungkapnya
Selain itu, Keluarga korban semuanya sudah mengetahui kejadian nahas itu sehingga pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Polres Buton, Basarnas dan Pol Air untuk dilakukan evakuasi dan Pencarian terhadap ABK Kapal KM Muda Jaya III.
“Kita sudah melapor pada pihak SAR, Pol Air dan Polres Buton untuk membantu cari awak ABK dan Keluarga korban sudah tahu semua, “katanya.
Meski demikian, Pihaknya berharap agar Anak Buah Kapal KM Muda Jaya III dapat ditemukan dengan selamat.
Sementara itu, Kapolres Buton, AKBP Andi Herman Sik dikonfirmasi Baubau Post di Desa Manuru Senin malam dia menceritakan kronologis penemuan KM Muda Jaya III di perairan Wakatobi.
“Kronologis kapal KM Muda Jaya III, Kapal yang ditemukan pada Puku 07.00 Wita, 14 jumat juli, dimana telah datang seorang nelayan, Dia melaporkan kepada Kapolsek Sampoabalo bahwa ditemukan kapal tenggelam diperairan Wakatobi,” terangnya
Lebih lanjut dikatakan, saat itu nelayan tersebut sedang menjaring ikan dan melihat ada kapal terbalik sekitar pukul 03.00 subuh. Melihat ada kapal terbalik seorang itu melakukan pencarian disekitaran situ, sambil berputar putar untuk mencek atau mencari apakah ada korban atau apa dan dia tidak menemukan sehingga kapalnya ditarik.
“Rencananya dia mahu tarik disekitaran Lasalimu karena cuaca buruk sehingga membawahnya di Perairan Desa Manuru Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton,”katanya.
Setelah mendapat informasi itu, Dari pihak Polres Buton berkoordinasi dengan Polda Metro untuk mencek alamat tersebut karena menemukan petunjuk dari Dua tas hitam yanh berisikan tiga dompet satu handphone pakaian dan beberapa kartu identitas termasuk paspor.
Lanjut dia, dari paspor itu ditemukan No Handphone keluarga korban, (Istri Ali Akbar – Red), dan istrinya menceritakan bahwa yang bersangkutan berlayar pada bulan puasa, saat Malam takbiran dan disitu terakhir kontak.
Dijelaskan, Kapal tersebut berlayar dari Muara Angke Kota Jakarta pada 16 juni Sore menuju Dobo Maluku Tenggara dan terakhir kontak dengan pemilik Kapal dan membawa kapal tanggal 28 juni pukul setelah itu tidak ada kabar lagi.
“Dari Polres sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Pol Air dan Tim Basarnas teman TNI untuk melakukan Pencairan dan diharapkan korban selamat, karena dilengkapi dengan 25 pelampung, dan kita lihat pada saat tas itu, mereka sudah mengetahui Kapal dalam posisi sulit dan mereka tahu, dan pelampung tidak ditemukan,”tandasnya. (*)

