Site icon BAUBAUPOST.COM

Drama Kolosal Warnai Upacara HUT RI ke 72 di Butur

F.3.2 Drama kolosal yang ditunjukan siswa siswi di Butur ditampilkan sebelum upacara HUT RI ke 72

Drama kolosal yang ditunjukan siswa siswi di Butur ditampilkan sebelum upacara HUT RI ke 72

Peliput: Darson

BURANGA, BP – Drama kolosal perjuangan merebut kemerdekaan mewarnai upacara peringatan kemerdekan Republik Indonesia (RI) ke -72 di Kabupaten Buton Utara (Butur). Pertunjukan tersebut dibawah asuhan Danramil 1416-04 Kulisusu Mayor Inf Prasetya bekerjasama dengan Dinas Pemuda Dan Olahraga setempat.

Pertunjukan Drama yang diperankan oleh siswa dan siswi SMAN 1, 2, dan 3 Kulisusu, serta SMKN 1 Kulisusu itu ditampilkan sebelum upacara HUT RI. Drama ini mengisahkan perjalanan sejarah bangsa sejak abad XVII pada tahun 1962 yang ditandai dengan kedatangan Kolonial Belanda melakukan penjajahan selama 350 tahun, serta penjajahan Jepang.

Lahirnya Organisasi kepemudaan Budi Utomo dan tercetusnya Sumpah Pemuda, serta dikumandangkannya Proklamasi oleh Soekarno, yang disambut dengan suka cita oleh rakyat di seluruh pelosilok negeri.

Selain itu, ikut diperagakan pula datangnya kembali Belanda bersama Nica, yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia yang menyulut terjadinya pertempuran dan pertumpahan darah. Maka, dibacakanlah Pidato Panglima Besar Jenderal Sudirman, hingga pada keberhasilan mengusir penjajah yang disambut dengan sorak gembira yang tercermin dalam bentuk tarian pada pelaksanaan drama itu.

Drama yang dipertunjukan tersebut ditulis dan skenario langsung Mayor Inf Prasetya. Dalam naskahnya, tertulis pesan bahwa berangkat dari kesamaan sejarah maka patut kiranya seluruh elemen bangsa menyatukan langkah dan tindakan dalam mengisi dan menjaga kemerdekaan.

Prasetya menulis pula kondisi bangsa yang kini dihantui maraknya narkoba, budaya korupsi, dan kolusi, serta gaya hidup hedonis yang telah meracuni para pejabat dan generasi muda. Di mana kondisi tersebut sangat mengancam martabat, dan nilai-nilai kebangsaan serta semangat gotong-royong.

“Mari kita satukan langkah, satukan hati, satukan semangat. Kita lawan ancaman nyata bangsa. Mari kita isi kemerdekaan kita, sekarang dan selamanya,” tulis Prasetya dalam naskah yang dibacakan pada saat pelaksanaan drama kolosal perjuangan merebut kemerdekaan di lapangan Raja Jin, Kamis (17/8).

Drama itupun mendapat pujian dari Bupati Butur Abu Hasan. Menurutnya, hal itu sangat bernilai positif, serta dapat menambah penghayatan atas nilai-nilai proklamasi yang dilakukan melalui upacara bendera.

“Tari kolosal itu adalah refleksi, adalah cerminan dari perjuangan rakyat. Rakyat sudah berjuang untuk merdeka, setelah merdeka rakyat harus diberi perhatian yang besar,” ujar Abu Hasan ditemui usai upacara. (*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version