Peliput: Amirul – Editor: La Ode Adrian
BATAUGA, BP – Masalah kekeringan di dua Kecamatan yakni Kecamatan Batuatas dan Lapandewa menjadi perhatian khusus bagi Dinas Sosial Kabupaten Buton Selatan, untuk menggulirkan bantuan guna mengatasi bencana kekeringan.
Kepala Dinas Sosial Busel Marjani Wali mengatakan, dalam beberapa kali pertemuan seminar di Jakarta, ia selalu mengutarakan kondisi dua kecamatan itu untuk diberikan bantuan pembuatan wadah penampung, mengingat Lapandewa yang jumlah penduduknya kurang lebih 8.000 jiwa dan Batuatas yang jumlah pendudukannya kurang lebih 10.000 jiwa, masih menggantungkan hidup memperoleh air bersih dari hasil tadah hujan yang disimpan didalam guci atau drum.
“Dari tujuh Kecamatan di Busel, dua Kecamatan yang rawan bencana kekeringan, di Kecamatan Batuatas untuk memperoleh air untuk kebutuhan hidup disana masih mengandalkan air dari tadah hujan. Saya beberapa kali seminar di Jakarta ungkapkan kondisi dua kecamatan itu, harus mendapat perhatian khusus,” ucap Marjani saat ditemui di Kantor Bupati Busel, Senin (25/9).
Di kecamatan Batuatas memang ada sumber air, namun airnya payau dan digunakan hanya untuk mandi dan mencuci, sementara untuk air minum diambil dari hasil tadahan hujan. Kata dia, di Kecamatan Lapandewa instalasi pipa air minum sudah masuk, tetapi belum teraliri hingga saat ini.
“Kondisi itu rawan bencana kekeringan dan persoalan air minum adalah tanggung jawab pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bersama-sama misalnya program membuat wadah-wadah penampungan air tadah hujan yang lebih besar,” ujarnya.
Ditambahkan, pihaknya sedang mengupayakan program Sarang Lingkungan dari Kementrian Sosial, dimana program bantuan tersebut sebesar Rp 50 juta disetiap titik untuk membuat penampungan air dan menjangkau kebutuhan warga setempat.
“Ini juga kita upayakan, satu titik itu kan ada bantuan sekitar Rp 50 juta, penampungan air menjangkau hingga tiga sampai empat lingkungan masyarakat, jadi kita bikin saluran dari atap rumah warga dan airnya langsung menuju penampungan itu,” tukasnya.(*)

