Peliput: Amirul Editor: Zaman Adha
BATAUGA, BP – Dalam program Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale), Kabupaten Buton Selatan (Busel) mendapat bantuan bibit jagung hibrida dari Kementerian Pertanian (Kementan). Luas lahan yang disiapkan mencapai 513 hektar dengan potensi panen mencapai 2500 ton per musim tanam.
Benih jagung hibrida dari Kementan, telah tiba pada Oktober lalu. Penyalurannya kepada 350 kelompok tani di Buton Selatan didampingi pihak TNI, petani akan mendapatkan jatah jagung hibrida 15 kilogram per hektar.
Plt Kepala Dinas Pertanian Busel Muhammad Rais menyebut, Busel mendapat jatah 1200 hektar. Namun setelah disosialisasikan kepada masyarakat petani di 30 desa yang tersebar ditiga Kecamatan Batauga, Sampolawa dan Lapandewa, dengan meyedorkan prosedur Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) ternyata kesanggupan masyarakat hanya 513 hektar.
“Jadi target kita tidak bisa mengambil semua kecuali lahan siap dan petani siap, dan proses CPCL itu dibatasi hingga bulan Septrmber lalu, mengingat hasilnya harus diinformasi ke pusat sebelum benih turun yang ditargetkan di bulan Oktober dan di bulan November tepat masuk musim tanam,” katanya.
Lanjutnya, pemerintah pusat tidak memberikan bantuan pupuk, namun Dinas Pertanian akan terus mendampingi masyarakat petani, memberikan suport dan sosialisasi bercocok tanam yang baik sehingga ditargetkan petani dapat menghasilkan panen yang maksimal. “Per tahun bisa dua kali panen, musim tanam di bulan November, Desember dan di Bulan April, Mei,” ujarnya
Pemerintah pusat telah memberikan instruksi, hasil panen petani dapat dijual ke Badan Logistik (Bulog) dengan harga Rp 3000 per kilogram. Saat ini pihaknya berencana akan mengintegrasikan hasil panen petani jagung menjadi pakan ternak.
“Kita harapkan berefek domino dengan berkembangnya hasil panen jangung, maka kita diintegrasikan menjadi pangan ternak. Jadi jangan ragu menjadi petani karena akan menguntungkan,” pungkasnya.(*)

