Laporan: Prasetyo M
BAUBAU, BP-Wali Kota Baubau Dr H AS Tamrin MH secara terus menerus membumikan PO 5 di Kota Baubau. Setelah membumikan PO 5 di kantor Kemenag Kota Baubau beberapa waktu yang lalu dan dtindaklanjuti dengan pembentukan Satgas PO 5, orang nomor satu di Kota Baubau ini kembali membumikan PO 5 di salah satu kampus terbesar di Kota Baubau yakni Universitas Muhammadiyah Buton (UMB) Selasa (12/1/2021).

Acara yang dikemas dalam bentuk seminar awal tahun 2021 dengan tema Revitalisasi Peran Mahasiswa Dan Penguatan Karakter Mahasiswa Dengan Nilai-Nilai PO 5 Dalam Mengawal Kebijakan Pembangunan Kota Baubau selain Walikota Baubau Dr H AS Tamrin, MH juga menghadirkan pemateri Rektor UMB DR Wa Ode Azarliani, SP, MM dan Anggota DPRD Kota Baubau Muh Akhdiyat Zamani, ST mendapar sambutan yang luar biasa dari mahasiswa UMB yang mengikuti seminar awal tahun 2021 tersebut.

Menurut AS Tamrin, masa depan suatu daerah tentunya di tangan generasi muda dan mahasiswa merupakan generasi muda. Hanya saja, yang mana saja generasi muda yang mendapatkan mandat apakah yang mempunyai moral tidak baik.Pihaknya, sangat menggantungkan haparan kepada UMB, karena pendidikannya selain pendidikan keilmuan juga dibina dalam hal moral karakter. “Memang kadarnya belum terlalu padat tapi saya rasa sudah diterapkan. Sebagaimana yang selalu saya harapkan adalah yang kecerdasannya berimbang yakni Intelektual, emosional dan spritual. Saya harapkan mahasiswa UMB bisa memenuhi ini,”ujarnya.
AS Tamrin menjelaskan kepada mahasiswa UMB tentang makna yang terkandung dalam nilai-nilai PO-5 yang sudah mendarah daging di masyarakat Buton yang selama ini dituangkan dalam Sara Pataanguna (dalam Mukadimah UUD Martabat Tujuh Kesultanan Buton). Dimana pada bagian pertama dalam mukadimah UU Martabat Tujuh Kesultanan Buton adalah hubungan interaksi bermasyarakat yang berlandaskan pada filsafat Rasa “Binci – Binciki kuli” yang berarti saling mencubit kulit, kemudian dimanifestasikan dalam empat Nilai dasar. Empat nilai dasar tersebut terdiri dari; Pertama Pomaamasiaka yang artinya saling sayang menyayangi. Kedua, Popiapiara artinya pelihara atau rawat, pengertiannya saling memelihara, saling merawat atau saling mengayomi. Ketiga, Pomaemaeaka, artinya rasa malu, maknanya saling menanggung rasa malu, jika melakukan perbuatan tercela yang malu bukan saja yang bersangkutan tapi seluruh keluarga, orang tua dan komunitas akan turut merasa malu. Keempat, Poangka- angkataka, artinya saling mengangkat martabat, saling menghormati, saling menghargai.
Walikota Baubau dua periode ini mengakui dalam membangun Kota Baubau selalu berpedoman pada PO 5 terutama tentang karakter. Sebab, tidak mungkin Baubau ini dibangun kalau karakter manusianya rusak, tidak kondusif, tidak damai, saling gesek menggesek. Seolah-olah Pemkot Baubau melarang aspirasi masyarakat, meskipun sesungguhnya tidak begitu. Dan mahasiswa itu tahu ada demokrasi dan HAM dimana wilayah HAM merupakan domain pemerintah dan ada juga wilayah orang lain. Karena itu, bila menyuarakan aspirasi dipersilahkan asalkan dengan santun dan jangan saling menghujat.
baca juga: Tanggapi Hasil MCP KPK, Sekda Roni Muhtar Tegaskan OPD Tingkatkan Koordinasi
Sementara itu, saat digelar sesi dialog, salah seorang mahasiswa UMB mengusulkan agar Walikota Baubau AS Tamrin menjadi salah seorang dosen di UMB ini ternyata bak gayung bersambut rektor UMB DR Wa Ode Azarliani, SP, MM mengaku tak ada masalah bila pencetus PO 5 ini menjadi dosen di Fakultas Ilmu Pemerintahan UMB. Apalagi, PO 5 nantinya akan dilakukan kajian-kajian untuk diterapkan di kampus UMB.(*)