Laporan: Ardi Toris
WAKATOBI, BP- Lagi, Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (Dispar) Sultra kembali menggelar pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner Kabupaten Wakatobi tahun 2022.
Kegiatan kali ini menghadirkan narasumber Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi Nadar SIp, MSi, Kepala Laboratorium Dapur Program Studi Managemen Tata Boga Politeknik Makassar. Selain itu juga menghadirkan narasumber Ketua Jurusan Ilmu Gizi Poltekes Kemenkes Kendari Ibu Sri Yunancy van Gobel, S.ST, MPH, dan Akademisi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UHO.

Ketua Panitia Sri Resqina Ruspian Laydi, SIp, MSi mengungkapkan kegiatan itu dibuka oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi Djamudin. Kegiatan ini berjumlah 40 orang yang merupakan pelaku sub sektor kuliner, pemilik restoran, dan rumah makan dan komunitas kuliner di Wakatobi.

“Adapun matgeri kegiatan ini mencakup pembahasan mengenai kebijakan pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif Kabupaten Wakatobi dan juga pembahasan mengenai ekosistem kuliner Indonesia,” tutur Sri Resqina, Selasa (06/12/2022)
Sri Resqina mengatakan kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yaitu terhitung sejak tanggal 6 sampai dengan 8 Desember 2022, bertempat di Patuno Resort, Kabupaten Wakatobi.
“Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kemampuan para pengelola usaha jasa kuliner dalam melakukan inovasi yang kreatif dan meningkatkan higienitas sajian kulinernya untuk lebih berkualitas dan bernilai jual,” tuturnya.

Sementara sasaran dari pelatihan itu, kata Sri Resqina, perserta diharapkan mengetahui dan memahami pentingnya inovasi dan higinitas dalam sajian kuliner. Sasaran lainnya, kata Sri resqina, perserta juga diharapkna dapat mengetahui dan memahami tentang standar dan ketentuan nasional maupun internasional tentang higienitas dalam sajian kuliner.
baca juga: Dispar Sultra Gelar Workshop Peningkatan SDM Sub Sektor Perfilman dan Komunitas Film di Wakatobi
“Selain itu peserta juga diharapkan mengetahui dan memahami tentang pronsip-pronsip dalam melakukan kreativitas dan inovasi dalam sajian kuliner,” lanjut Sri Resqina Ruspian Laydi, SIp, MSi.
Metode pelatihan itu dilaksanakan dengan penyampaian materi, lalu dilakukan diskusi dan tanya jawab, serta melakukan praktik atau pelatihan langsung. (**)