Peliput: Alyakin
PASARWAJO, BP – Meski kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ke 54 telah usai diselenggarakan belum lama ini, namun kini masih jadi perbincangan hangat di tengah tengah masyarakat. Pasalnya iven akbar di Sultra tersebut terkesan asal jadi.
Menanggapi hal tersebut, Sekertaris Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Pemkab Buton, Rusdi Nudi mengakui jika penetapan HUT Sultra ke 54 tahun 2018 sebagai 100 hari kalender yang masuk pada ivent wonderful Indonesia tersebut keliru dan pemerintah Provinsi mestinya membedakan HUT Sultra dan Ivent Wonderful Indonesia.
“Penetapan HUT Sultra ke 54 tahun 2018 sebagai 100 wonderful event adalah keliru, Karena ivent yang diselenggarakan itu digabungkan dengan HUT Sultra, harusnya sebuah ivent dia berdiri sendiri,
Halo Sultra tersendiri, ivent Wonderful Indonesia juga tersendiri,” Kata Sekdin Pariwisata Pemerintah Kabupaten, Rusdi Nudi ketika Dikonfirmasi Baubau Post diruang kerjanya Senin (30/04)
Menurutnya, Halo Sultra yg diselenggarakan tgl 23 – 27 April 2018 dan masuk Kalender event wonderful Indonesia, pihaknya sangat menyayangkan sebab pemerintah Provinsi harusnya lebih pro aktif dan memahami secara utuh makna sebuah event pariwisata sehingga mampu memperjuangkan penetapan event-event yang telah diselenggarakan secara konsisten di Kabupaten Kota dan ditingkat provinsi menjadikan Sultra Tenun Karnaval sebagai event yg berdiri sendiri tdk bergabung dengan HUT Sultra.
“Namun disayangkan konten Event ini adalah HUT Sultra yang menampilkan pameran dan seni oleh 17 Kabupaten Kota dengan puncak acara upacara HUT Sultra 2018, apalagi faktanya lebih meriah penyelenggaraan tahun – tahun sebelumnya, Seharusnya dibedakan antara Event pariwisata dengan HUT suatu daerah” katanya
Kata dia, Tentu saja semegah apapun HUT suatu daerah tidak akan dihadiri oleh Pejabat Kementerian Pariwisata. Bisa dibayangkan betapa rumitnya Kementerian Pariwisata RI jika seluruh HUT daerah di Indonesia menjadi event pariwisata.
“Pemerintah Provinsi Sultra harus mampu mendorong dan mengembangkan event pariwisata yg memiliki keragaman dan kearifan lokal dengan daya tarik yg tinggi serta telah berjalan di daerah, dan Beberapa daerah di Sultra telah melaksanakan event festival secara konsisten dan mandiri seperti Buton, Baubau., Muna, Bombana, Konawe dll namun tdk difasilitasi dgn baik oleh pihak provinsi,” katanya
Ivent, tambahnya, kalau masuk dalam 100 kalender Wonderful Indonesia, harusnya dihadiri pejabat dari Kementerian, karena itu adalah komitmen pemerintah pusat untuk mendukung pencantungan ivent Wonderful.
Ivent yang di contohkan seperti Festival Budaya Tua, dimana telah memamerkan seluruh Budaya Tua dan kegiatan ivent langsung dihadiri mulai dari Deputi Kementerian Pariwisata, sekretaris Mentri Pariwisata sebab itu sudah komitmen pemerintah pusat.
“Pertama penyelenggara tidak bagus Kordinasinya, bisa saja, ada kemungkinan, Dinas Pariwisata RI tidak merespon kegiatan ini, karena ini HUT Bukan Ivent, Pejabat Kementerian tidak akan hadir di HUT suatu Daerah, yang dia hadiri adalah Ivent Wonderful yang sudah ditetapkan sebagai 100 hari kalender dan bisa saja Kementerian menyesalkan menetapkan ini sebagai ivent karena pada akhirnya yang diketahui HUT Bukan Ivent Wonderful Indonesia sehingga yang datang bukan Kementerian RI, tapi Staf Khusus Sekertaris Mentri” Tandasnya

