Peliput: Duriani
WAKATOBI, BP – Bupati Wakatobi, H Arhawi, mengatakan pemerintah Kabupaten Wakatobi sudah lama merindukan kehadiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Karena PGRI merupakan mitra sejajar dalam memikirkan peningkatan mutu pendidikan khususnya di Kabupaten Wakatobi.
“Sudah lama Pemkab Wakatobi merindukan kehairan PGRI. Sudah dua tahun lebih saya menjabat Bupati Wakatobi, baru kali ini ada forum yang begitu besar,” kata Arhawi, saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) PGRI Provinsi Sulawesi Tenggara yang dirangkai dengan dengan Konker PGRI Kabupaten Wakatobi, di Wangi-Wangi Jumat (3/8/2018).
Kata Arhawi, Pemkab Wakatobi memiliki visi dimana didalamnya memikirkan peningkatan mutu pendidikan. Keterbatasan Pemkab Wakatobi untuk melihat langsung kondisi lapangan, maka peran PGRI sebagai mitra sejajar pemerintah dalam rangka memberikan masukan sangat diharapkan.
“Pemkab Wakatobi sangat serius memikirkan pendidikan. Bupati memeiliki keterbatasan untuk melihat langsung kondisi di lapangan oleh karena itu forum PGRI akan menjadi mitra sejajar pemerintah daerah dalam rangka memberikan masukan dan saran terhadap pendidikan di Kabupaten Wakatobi,” katanya.
Cita-cita mulia pemkab Wakatobi daerah dalam kurun waktu lima tahun lanjut Arhawi, bisa dirumuskan dalam berbagai kegiatan di daerah sehingga persoalan pendidikan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Pendidikan sangat penting karena bisa mengangkat harkat martabat serta sumber daya manusia di Kabupaten Wakatobi akan menjadi nyata dimasa datang.
“Saya ingin sampaikan bahwa setelah selesai kegiatan ini bisa ditindak lanjuti pengurus PGRI agar menghimpun kembali guru-guru untuk menyatukan persepsi guna memajukan pendidikan di Kabupaten Wakatobi, banyak hal yang jadi PR untuk memajukan pendidikan,” ujar Arhawi.
Menurutnya, hamper semua daerah khususnya di Kabupaten Wakatobi masih banyak hal yang harus dibenahi demi kesejahteraan guru. Untuk itu, diharapkan melalui forum PGRI bisa merumuskan sebuah program yang kemudian disinkronkan dengan visi daerah sehingga keluhan guru bisa perlahan terjawab.
“Saya memahami bahwa semua daerah khususnya di Wakatobi, yang menjadi keluhan guru adalah kesejahteraan yang tidak kunjung turun dari kebijakan pemerintah daerah. Jika forum PGRI bisa dimanfaatkan dengan merumuskan dan memberikan masukan kepada pemerintah daerah, bisa saja di APBD akan ada kebijakan memberikan kesejahteraan. Initnya adalah koordinasi,” harapnya.
Sementara itu Ketua PGRI Pusat, DR Unifah Rosyidi MPd, mengungkapkan jika PGRI dan pemerintah daerah adalah mitra sejajar. Sehingga koordinasi merupakan alternative kaitannya peningkatan mutu pendidikan. Ketua PGRI pusat, meyakini jika pengurus PGRI Sultra dan Wakatobi memiliki niat besar membangun bangsa melalui forum PGRI.
“Saya telah menggaris bawahi sambutan ketua PGRI Wakatobi dan Sultra. Keduanya memiliki pikiran yang maju dan niatan baik bagaimana PGRI membangun sebuah bangsa yang dilahiirkan jauh sebelum revolusi kemerdekaan,” ungkap Ketua PGRI pusat Dallam sambutannya.
Menurut Ketua PGRI pusat, perjuangan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI serta mengawal dan tunduk pada Pancasila merupakan cita-cita PGRI sejak terbentuk. “Selain memperjuangakan apa yang menjadi aspirasi guru, PPGRI juga mengembangkan budaya baru yakni keterbukaan terhadap perjuangan,” ucapnya.
Dijelaskannya, guru harus mengutamakan kepentingan terbaik anak didiknya dan mmbagun daerah melalui visinya. Harus tampil menjadi mitra dialog dari pengambil kebijakan. Serta mengedepankan duduk bersama karena pendidikan tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah.
“Kita harus berikan dukungan kepada pengurus yang telah bangun dari tidurnya untuk membangun daerah. Kedepankan budaya saling menghormati, dengan begitu perasaan diskriminaif akan hilang. Bangun nilai dan semangat berkarya dan bersama dalam kandungan ibu pertiwi,” tutupnya.
Visited 1 times, 1 visit(s) today