Pelipu : Amirul
BATAUGA,BP-Puluhan warga Kelurahan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan sejak pagi telah memadati Kantor Kelurahan, Kamis (13/09)
Kedatangan masyarakat setempat guna menghadiri pertemuan sekaligus dialog serasehan keserasian sosial “Mengaktifkan pranata sosial dan kearifan lokal atau gotong royong sebagai upaya pencegahan konflik”
Kegiatan tersebut turut hadir Kapolsek Batauga AKP Sugiri, Kadis Kesbangpol Sadikin, Camat Batauga La Ode Ali, Kabid Dinas Sosial, Ketua Forum Keserasian Sosial Kelurahan Bandar Batauga, Endi Taubar
Ketua Forum Keserasian Sosial Kelurahan Bandar Batauga Fendi Taubar mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan membangun kesepahaman terkait adanya bantuan dari Kementerian Sosial kepada warga kelurahan Bandar Batauga
“Jadi ada bantuan dari Kemensos kurang lebih Rp 150 juta, dalam kesepakatan bersama masyarakat sebagaian besar anggaran digunakan untuk renovasi fisik masjid di bandar Batauga dan sisanya untuk keperluan operasional,” kata Fendi, saat ditemui di Kantor Kelurahan Bandar Batauga
Ia merinci biaya untuk perbaikan fisik pembelian material masjid digunakan anggaran sebesar Rp 100 juta, Rp 45 juta biaya operasional dan biaya rapat serta Rp 5 Juta untuk keserasian sosial. Untuk biaya tukang tidak ada karena dikerjakan oleh masyarakat setempat
“Kegiatan perbaikan fisik masjid dilakukan
secara gotong royong oleh masyarakat setempat yang dimulai pekan depan, jadi tidak ada upah tukang,” ucapnya
Lanjutnya, sesuai aturan yang ada, sebelum pelaksanaan program ini, maka langkah bijak dengan mengumpulkan masyarakat guna diberikan penjelasan dan membangunan kesepamahaman terkait program keserasian sosial
Semntara Kadis Kesbangpol Busel, Sadikin mengatakan kesepahaman dan kebersamaan untuk menciptakan persatuan, ini merupakan hal yang utama
“Melakukan renovasi masjid Bandar Batauga yang kita butuhkan kebersamaan (gotong royong), peran mmasyarakat dibutuhkan untuk menciptakan persatuan dan menghindari konflik sosial,” ucapnya
Dikatakannya, peran serta masyarakat terhadap pembangunan daerah harus sejalan, sehingga daerah lebih cepat berkembang. Tidak seperti wilayah lain, peran masyarakat didalam mengisi pembangunan kurang aktif bahkan sering terjadi konflik antara pemerintah dan masyarakat. Misalnya Pemerintah menginginkan pembangunan jalan dan fasiltas umum lain yang masih dihalang-halangi oleh warga
“Kesepahaman dalam membangunan daerah mesti digalakkan. Ada namanya gagasan baru atau konsep baru yang harus kita pahami. kemarin kita Kecamatan Batauga masih sebuah kampung sekarang sudah menjadi Kota Kabupaten, pemerintah mungkin merencanakan membangun jalan tetapi kena tanah kita. Mestinya jangan ada lagi yang berdebat, karena daerah ini diperjuangkan atas dasar kesepahaman,”tukasnya (*)