Peliput: Gustam

Editor: Hasrin Ilmi

BAUBAU, BP- Napak tilas sejarah perjalanan Raja Bone Arung Palakka di Kesultanan Buton kembali digelar di Kawasan Benteng Keraton Buton, Kota Baubau, Minggu (30/12).

Kegiatan yang telah menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau itu, dihadiri tokoh adat Kesultanan Buton dan sejumlah anggota kerukukan keluarga Sulawesi Selatan di Kota Baubau.

Jejak-jejak kesejarahan itu dimulai dari ziarah ke makan Raja Gowa XIII Karaeng Tunipasulu. Di makam, Ketua DPRD Kota Baubau H Kamil Ady Karim, Kepala Dinas Pariwisata Ali Arham, Ketua Pengadilan Negeri Baubau Sutaji SH MH, Mewakili Kapolres Baubau AKP Bagio SH, Kabag Umum Setda Kota Baubau Yakub beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Baubau nampak khusyuk memanjatkan doa.

Setelah itu, rombongan napak tilas melanjutkan perjalanan menuju gua Arung Palakka (Liana La Toodu) di bagian Timur Benteng Keraton. Menelusuri lereng benteng, sembari berceritra perihal sejarah Arung Palakka, rombongan sempat beristirahat di dalam gua Arung Palakka.

Terakhir sebelum kembali ke Baruga Keraton Buton, rombongan napak tilas berziarah ke makam Sapati Baluwu La Arafani. Dipimpin H Kamil Adi Karim, dan Andi Tendri sebagai tokoh perwakilan keluarga Sulawesi Selatan di Kota Baubau, rombongan memanjatkan doa.

Menurut H Kamil Ady Karim sejarah mencatat antara Kesultanan Buton dan Bone terjalin ikatan persaudaraan yang erat. Untuk itu, generasi muda mesti memahami sejarah persaudaraan tersebut.

“Persaudaraan ini harus tetap kita jaga. Napak Tilas ini merupakan moment kalau Kesultanan Buton dan Bone itu bersaudara,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Andi Tendri Akademisi Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau itu, menekankan generasi muda untuk menjaga ikatan persaudaraan tersebut.

“Di dalam Napak Tilas ini ada nilai persaudaraan yang harus kita jaga. Itu jelas tidak bisa terbantahkan, karena ada buktinya itu,” tuturnya sembari menunjuk gua Arung Palakka. (*)

Visited 3 times, 1 visit(s) today