Peliput: Iphul
BAUBAU, BP- Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan (SKIPM) Baubau melakukan pemeriksaan terhadap matinya ikan di karamba milik warga di teluk Lakudo Kabupaten Buton Tengah (Buteng). Pihaknya langsung datang ke Buteng setelah menerima laporan dari masyarakat setempat.
Kepala SKIPM Baubau Arsal ditemui beberapa waktu lalu, jenis ikan di karamba milik warga yang mati yakni jenis ikan kuwe atau bobara. Setelah diperiksa, pihaknya menemukan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan matinya ikan di karamba milik warga yakni karena drop, penyakit parasit, stres, bakteri vebrio dan perubahan kualitas air.
“Kami membentuk tim, dan turun ke lapangan dengan membawa segala peralatan untuk mengukur kualitas air di sana. Kita wawancara dengan ketua kelompok budidaya ikan keramba, kita mengambil sampel,” ungkap Arsal.
Dikatakan, penyakit yang disebabkan oleh bakteri vebrio mampu mematikan dan tidak mematikan ikan. Ikan akan mati jika kualitas air tidak mendukung, karena sanitasi perubahan air akan menyebabkan ikan menjadi stres dan drop.
“Cara penanganannya minimal menajemen budidaya ikan harus diterapkan oleh pemilik budidaya itu, misalnya penempatan budidya itu disesuaikan dengan kondisi tempat hidupnya itu ikan, belum lagi tempat pembersihan pemeliharaannya itu harus diatur juga, karena orang budidaya itu harus bagus juga tempat hidupnya,” jelasnya.
Matinya ikan dikarenakan oleh bakteri Vebrio dan sanitasi air yang kurang baik, dapat memberikan kerugian finansial kepada para pembudidaya. Akibatnya tingkat kerugian budidaya ikan kuwe tersebut bisa mencapai sekitar lima puluh hingga ratusan juta rupiah.
“Imbauan kepada para petani ikan keramba harus diperbaiki menajemen budidaya harus diterapkan dalam hal ini harus disesuaikan dengan kondisi hidup ikan itu, jangan kita paksakan,” imbaunya.
Ia menambahkan, jika SKIPM Baubau dalam enam bulan terus melakukan monitoring di sejumlah wilayah kerjanya, seperti Kota Baubau, Kabupaten Buton, Wakatobi, Raha, Buton Tengah dan Buton Selatan. (#)