Peliput: Arianto W
BAUBAU, BP- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Baubau menggelar kegiatan Orientasi Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas, perangkat kelurahan, Guru Paud, TK, dan SD Kota Baubau.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinkes Kota Baubau Wahyu SKM MSc PH saat dikonfirmasi Baubau Post, Rabu (20/03).
Dikatakannya, dalam kegiatan orientasi tersebut ia mengundang sejumlah pihak kelurahan yang saat ini telah diwakili oleh kepala bidang kelurahan masing-masing wilayah. Tidak hanya itu, partisipasi guru juga dilibatkan, namun karena kegiatan itu merupakan program pelatihan yang bertujuan untuk mendeteksi kelainan kesehatan pada anak sejak usia didini, sehingga yang diundang hanyalah guru Paud, TK, dan SD.
” Kita mengundang sejumlah bidang keluruhan, bidang koordinator, guru Paud, TK, dan SD, dalam rangka memberikan pelatihan kepada mereka untuk mendetaksi dan mengintervensi tumbuh kembang anak sejak lahir,” jelasnya.
Lanjut Wahyu, sering kali ditemui kasus seorang anak yang mengalami kelainan kepada proses pertumbuhannya karena mengidap penyakit sejak masih balita. Untuk itu, dalam proses tumbuh kembang anak harus rutin dideteksi, distimulasi, dan diintervensi, sehingga dalam masa perkembangannya tidak cenderung mengalami kalainan kesehatan.
” Terkadang kita temukan ada anak atau balita yang tidak terlalu diperhatikan sehingga mereka mendapatkan gangguan kesehatan, baik itu kelainan bawaan atau ada masalah dengan kesehatannya sehingga mengakibatkan mereka tidak normal,” ungkapnya.
Ia berharap agar seluruh undangan baik pihak kelurahan maupun guru sekolah berpartisipasi dalam melakukan pengawasan pada anak sejak usia dini, baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat. Sehingga apa bila ditemukan seorang anak yang terindikasi kelainan kesehatan, dapat ditindak lanjuti dengan penanganan medis oleh dokter atau perawat.
” Dengan begitu nanti mereka akan mempraktekan dilingkungan, untuk mengetahui gejala anak yang hidupnya tidak normal sehingg dapat ditindak lanjuti dengan penanganan kesehatan dari dokter atau perawat,” (*)

