Peliput : Asmaddin Prasetio M
BAUBAU,BP- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Baubau menggulirkan wacana untuk menyumpah para Calon Legislatif (Caleg) di Baruga Keraton. Upaya ini sebagai langkah pencegahan politik uang para perhelatan Pemilu 2019.
Kordiv Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga M Yusran Elfargani SE mengatakan, ide yang dilontarkan ini memiliki efek yang sangat dahsyat, bahkan sampai membuat pro kontra dalam kubu Partai Politik (Parpol) dan Caleg peserta pemilu. Ada yang menyetujui wacana tersebut, dan tak sedikit pula yang tidak menyetujuinya dengan berbagai macam alasan.
“Sontak mereka bilang itu tidak sesuai dengan aturan, tidak ada di dalam tahapan pemilu bahwa harus ada seperti itu,” ungkap Yusran Elfargani ditemui awak media seusai memberikan materi dalam kegiatan sosialisasi peningkatan partisipasi masyarakat pada Kamis (21/03) di Hotel Galaxy Inn.
Dia mengatakan, berbagai macam alasan ketika wacana ini digulirkan ke publik untuk melihat responsif dari peserta Pemilu. Banyak polemik yang terjadi saat wacana tersebut dilontarkan. Pihaknya berharap apa yang telah diwacanakan tersebut bisa terlaksana dan mendapat tanggapan dari masyarakat.
“Jikalau masyarakat memberikan respon dan dorongan kepada kami untuk lakukan itu, maka kita akan lakukan, dorongan kuat dari masyarakatlah yang bisa mendukung agar wacana tersebut bisa terlaksana, dan bukan hanya sekedar wacana belaka,” tambahnya.
Pemilihan Baruga Keraton Buton sebagai lokasi pengambilan sumpah, karena dianggap memiliki nilai yang sangat sakral. Menurutnya ini adalah ide positif, karena para peserta Pemilu tidak akan berani melakukan politik uang jika telah dilakukan sumpah kepadanya.
“Kalau kita ingin politik bersih, jujur, adil dan tanpa politik uang tanpa pemberian materi lainnya, mari bersama-sama lakukan itu,” ajaknya.
Bawaslu telah diberi kewenangan oleh Undang-undang untuk melakukan pencegahan, salah satu pencegahan yang dilakukan adalah sosialisasi, pemasangan alat peraga dan mencari format-format lainnya. Tantangan bagi Bawaslu sendiri untuk merealisasikan wacana tersebut yakni mendapatkan dukungan dari masyarakat.
“Supaya masyarakat lihat, siapa mau melakukan itu, dan kalau ada yang tidak mau supaya masyarakat bertanya-tanya, kenapa sampai tidak mau, apakah takut,” tutupnya. (#)

