Peliput: Zaman Adha
BAUBAU, BP – Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kota Baubau menggelar penyuluhan dan sosialisasi pencegahan kebakaran untuk ibu-ibu di Pulau Makassar (Puma) beberapa waktu lalu. Ibu-ibu diberikan pengetahuan, karena sering berinteraksi dengan api di dapur.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, melalui Kabid Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Joni Karno mengatakan, masyarakat diajarkan bagaimana menggunakan alat pemadaman tradisional (Apat) berupa sarung, handuk, maupun karung goni untuk memadamkan api. Dalam menggunakan Apat, hanya untuk api yang dapat dipadamkan tidak lebih dari 3 menit.
“Apat itu hanya dapat digunakan untuk memadamkan api awal, kalau sudah lebih dari 3 menit, maka tidak bisa lagi menggunakan Apat, namun sudah harus memadamkan api dengan cara lain,” kata Joni saat ditemui Jumat (22/03).
Materi sosialisasi dan penyuluhan yang diberikan kepada ibu-ibu di Puma, berupa antispasi jika terjadi kebocoran tabung gas di dapur. Beberapa tips diberikan, agar ibu-ibu tahu dan sigap ketika terjadi kebocoran gas yang ditandai dengan mencuim bau gas yang menyengat.
“Hal yang harus kita ingat ketika terjadi kebocoran gas di dapur, yang pertama ketika mencium bau gas di dalam rumah, periksa tabung gas, membuka jendela agar gas dapat keluar, tenang jangan panik, jangan mengutak-atik aliran listrik yang dapat memicu percikan api,” paparnya.
Untuk langkah awal, pihaknya menyasar dua kelurahan di Puma yakni Kelurahan Sukanaeyo dan Kelurahan Liwuto. Alasan dilakukan di dua kelurahan itu lebih awal, karena Puma merupakan wilayah yang sulit dijangkau oleh armada pemadam kebakaran (Damkar).
“Akan ada yang kelurahan lain juga, namun kenapa kita lakukan pertama di Puma, karena lokasinya yang jauh, serta mobil pemadam kita tidak bisa masuk, itu salah satu pertimbangan awal kenapa kita lakukan awal,” jelasnya.
Melalui kegiatan yang diikuti ratusan ibu-ibu ini, pihaknya berharap pengetahuan masyarakat mengenai antisipasi kebakaran dapat meningkat. Pihaknya menilai, pengetahuan masyarakat dalam hal ini masih cukup rendah.
“Saya kira itu sangat penting diketahui masyarakat, karena dalam ilmu kita di instasi pemadam kebakaran ini, kejadian kebakaran adalah risiko dan kelalaian, bukan bencana atau musibah,” pungkasnya. (**)

