Site icon BAUBAUPOST.COM

Pemda Butur Dan BI Tinjau Lab Mini MA 11 -Abu Hasan: Ini Realiasasi MoU 26 April 2018

F2.1 Bupati Butur Abu Hasan ketiga dari Kiri dan kepala perwakilan BI Sultra Suharman Tabrani keempat dari kiri saat menunjukan pupuk orgnik

Peliput: Zukman

BURANGA, BP- Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Buton Utara (Butur) mendapat perhatian dari Bank Indonesia (BI). Hal ini terlihat dengan dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintaha Daerah kabupaten Butur dan pihak Bank Indonesia beberapa waktu lalu, untuk bersama-sama membangun infrastruktur Laboraturium mini (Lab Mini) pupuk organik cair MA 11 di Desa Dampala Jaya, Kecamatan Kulisusu Barat, Butur.

Pembangunan infrastruktur dimaksud diperuntukkan bagi kebutuhan pupuk organik padi ladang dan pengembangan penggemukan ternak sapi di Butur. Mini ini lab ini pun telah tuntas dikerjakan dan diresmikan pada Selasa (26/3/2019).

Bupati Butur Abu Hasan menyambut hangat terbangunnya Mini Lab ini. Dikatakan,Nota sekesepahaman (MoU), pihakya dan BI Sultra terkait dengan pertanian organik ditanda tangani 26 April 2018 lalu, dan sudah ditindak lanjuti.

Dengan hadirnya mini lab yang akan dikelola oleh petani setempat, kedepannya petani Butur bakal menikmati harga pupuk dan harga pangan yang rendah, dengan manfaat yang sangat besar untuk ternaknya.

“Kita butuh pangan yang sehat, kita butuh pangan yang bergizi, kita butuh pangan yang proses pengolahannya tidak mendegradasi lingkungan, kita butuh pupuk yg tidak mahal, dan hari ini kita hadirkan di tengah-tengah bapak ibu sekalian sebuah karya besar Bank Indonesia, sebuah kontribusi yang luar biasa, yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat desa di butur,” tuturnya.

Sementra itu, kepala perwakilan BI Sultra Suharman Tabrani mengungkapkan alasan pihaknya tertarik untuk mengambil peran dalam program ini dikarenakan sebagai bank sentral RI, pihaknya juga memiliki kapasitas salah satunya menjaga kestabilan nilai rupiah. Baik yang terkait dengan barang dan jasa yang diukur dengan inflasi, serta stabilan nilai rupiah yang dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara lain.

“Ini patut diancungi jempol, karna sepengetahuan kami ini mungkin satu-satunya, dan tidak banyak daerah yang kami dengar berani menetapkan visi sebagai daerah yang mengembangkan pertanian organik,” ungkapnya.

Lanjut dia, upaya itu terbukti dengan banyaknya pihak terutama pemerintah pusat termasuk BI Sultra, tertarik untuk bersama-sama dan bersinergi untuk mengembangkan pertanian organik, salah satunya dengan pembangunan mini lab.

Ditambahkan, selain laboratorium, kini Butur telah mempunyai sejumlah infrastruktur lainnya, seperti mesin pengering dan mesin penggiling, yang juga telah ditinjau bersama oleh Bupati Butur dan Kepala Perwakilan BI Sultra. (*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version