F5.2 Agustinus Eko Susantooooooooooooooooo

Peliput: Nelvida A

BAUBAU, BP- Sebanyak 50 persen siswa SLBN Bungi tidak aktif mengikuti proses belajar mengajar (PBM) dikelas. Hal itu disebabkan pemahaman masyarakat yang menganggap anak berkebutuhan khusus adalah aib, sehingga tidak perlu mendapatkan pendidikan tinggi di sekolah.

Kepala SLBN Bungi Agustinus Eko Susanto SPd saat dikonfirmasi Baubau Post, Sabtu (18/05) mengatakan jumlah kuota siswa secara keseluruhan sebanyak 30 orang. Namun yang aktif mengikuti PBM di kelas hanya berkisar 15 orang saja. Fenomena tersebut disebabkan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak disabilitas yang berkebutuhan khusus.

“Sehingga membatasi kemampuan anak dalam memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi melalui pendidikan di sekolah,” katanya.

Dikatakan, pihak sekolah telah berusaha keras menyediakan infastruktur sarana antar jemput untuk menjangkau siswa yang bertempat tinggal jauh dari sekolah, sehingga orang tua tidak perlu memikirkan biaya transportasi ke sekolah. Namun hal itu kurang ditanggapi positif oleh masyarakat.

” Pihak sekolah sudah berusaha membantu para siswa namun ada faktor lain yang menjadi kendala yaitu pemahaman orang tua mereka yang memandang anak yang berkebutuhan khusus adalah aib. Padahal sebenarnya mereka itu sama dengan anak lainnya, yang berhak memperoleh pengetahuan tinggi disekolah,” ungkapnya.

Untuk itu, pihak sekolah berharap tingkat kesadaran masyarakat lebih terbuka dan menganggap bahwa anak yang berkebutuhan khusus layak disetarakan dengan anak normal lainnya, khususnya dalam hal memperoleh pengetahuan.

” Harapan saya ke depan agar anak anak yang berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang sama seperti anak anak lain,” tutupnya. (#)

Visited 1 times, 1 visit(s) today