BAUBAUPOST.COM – Aparat Kepolisian menyebutkan jumlah warga yang mengungsi akibat bentrokan dua kampung di Buton, Sulawesi Tenggara mencapai 871 orang. Seperti dilansir CNN Indonesia.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan ratusan warga trauma.
“871 orang mengungsi, rumah mereka rusak dan secara psikologis takut kejadian tersebut,” kata Dedi di Mabes Polri, Jumat (7/6).
Dedi memastikan hingga saat ini situasi di dua kampung berseteru, Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya sudah kondusif. Sejumlah petinggi aparat masih di lokasi kejadian, mulai dari Kapolda, Danrem, dan Bupati.
“Lokasi sudah dilokalisir agar kejadian tak terulang,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi menyebut bentrok antarwarga di daerah tersebut baru pertama kali terjadi. Dedi menyebut kedua daerah relatif bersahabat, tidak pernah ada peristiwa kerusuhan seperti yang terjadi saat ini.
“Tidak pernah ada kejadian seperti itu,” ujarnya menegaskan.
Kepolisian telah mengantongi identitas provokator dan pelaku pembakaran puluhan rumah. Seperti diketahui, peristiwa pembakaran puluhan rumah itu merupakan ujung dari bentrokan antar warga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya.
Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto meminta warga kedua desa agar menahan diri dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang beredar di masyarakat.
Pihaknya dengan tegas meminta agar mempercayakan kerja-kerja pemerintah dan pihak keamanan dalam menyelesaikan masalah ini, dimana warga diminta memberikan kesaksian dan bukti-bukti terkait kejadian tersebut. Pihaknya juga sudah mendalami sejumlah saksi dan bukti-bukti yang dikumpulkan
“Kita sudah memeriksa baik di Polsek maupun Polres. Rencananya nanti tersangka saya akan bawa ke Kendari biar tidak menjadi masalah disini,” imbuh Kapolda. karena itu, dia mengimbau agar pelaku pengrusakan dan pembakaran segera menyerahkan diri. “Bila tidak kamai akan melakukan tindakan tegas,” ucapnya.(*)

