-Kemiskinan Capai 11,9 Persen
Peliput: Zaman Adha
BAUBAU, BP- Progres pembangungan di Sulawesi Tenggara (Sultra) belum menunjukkan pemerataan yang baik. Hal itu diungkapkan Plt Sekda Sultra Drs La Ode Mustari dalam Executive Meeting bersama Kementan RI di salah satu hotel di Baubau, Kamis (20/06).
Dijelaskan, pertumbuhan ekonomi Sultra pada semester dua telah mencapai 6,9 persen dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 6,2 persen. Jumlah ini di atas rata-rata Nasional yang hanya sebesar 5,2 persen.
Namun berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinan di Sultra yang masih ada di angka 11,9 persen atau lebih tinggi dari rata-rata Nasional di angka 9 persen.
“Ini menandakan bahwa pembangunan di Sultra belum merata sebagaimana yang kita harapkan, karena tingkat kemiskinan lebih tinggi dari pada yang tidak miskin. Hal ini juga dapat dipengaruhi tingkat inflasi yang tinggi, ” paparnya.
Terkait tingginya inflasi Mustari mencontohkan, di Kota Baubau pada momen tertentu harga barang kebutuhan menjadi tinggi. Selain itu, jika cuaca buruk, harga ikan menjadi tinggi.
“Kita tahu di sini sering dilakukan acara Haroa, jadi harga telur, daging, maupun kebutuhan lainnya menjadi naik,” katanya.
Mustari juga menambahkan, luas lahan di wilayah Sultra diperkirakan mencapai 3 – 4 juta hektar. Terdapat sekitar 100 ribu lahan sawah, sekitar 2 juta lahan non sawah, dan sekitar 700 ribu hektar lebih yang bukan lahan pertanian. Menurutnya lahan-lahan tidur dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan ditanami jenis tanaman yang dapat menghasilkan komoditas ekspor. (**)