-Tempuh Penggalangan Dukungan Menjadi Calon Sekda Busel Lewat Lobi DPRD Busel

Peliput : Amirul

BATAUGA, BP– Staf Ahli Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah Buton Selatan, H La Ode Darmin SH MSi melakukan cara-cara tidak profesional dalam mencari penggalangan dukungan lewat lobi DPRD Busel dengan meminta tanda tangan sejumlah anggota dewan terhormat dalam melanggengkan untuk duduk di jabatan Sekretariat Daerah Busel
Ketua DPRD Busel, La Usman Amsa menuturkan kronologis awal dukungan tanda tangan sejumlah anggota dewan terhormat itu. Saat itu pada hari Minggu (18/12) Ia berangkat ke Jakarta dalam urusan dinas rangka konsultasi di kementrian, informasi penggalangan tanda tangan anggota DPRD untuk mendukung dan merekomendasikan H La Ode Darmin SH MSi sebagai calon Sekda Busel defenitif berdasarkan informasi dari Wakil Ketua II DPRD Aliadi melalui telefon seluler sekitar pukul 10.00 Rabu (21/12), bahwa ada penggalangan tandatangan yang di lakukan H Darmin kepada anggota DPRD Busel terkait dengan dukungan pencalonan Darmin menjadi Sekda Busel.
“Saya tau informasi itu dari pak wakil II Aliadi, dan ketika saya dapat informasi itu saya coba telefon untuk konfimasi teman-teman anggota lain, sorenya pak Aliadi menyammpaikan kepada saya pak ketua ini penggalangan tanda tangan jangan sampai pihak sekretariat itu mengeluarkan stempel dan nomor surat untuk surat rekomendasi itu,” katanya saat dimintai komentar terkait polimik itu diruangannya, Kamis (29/12)

Lanjutnya, pada hari yang sama ia ditelfon anggota DPRD Nasden H Ashadin mempertanyakan terkait dengan tandatangan dukungan kepada H Darmin. Usman sempat mempertanyakan surat itu perihal apa, menurut Ashadin itu rekomendasi DPRD mendukung H Darmin menuju jabatan Sekda Busel ke Bupati Busel. “Saya sempat kaget, kok rekomendasi resmi DPRD secara kelembagaan kapan rapatnya? siapa-siapa yang bertanda tangan, menurut Ashadin yang sudah bertandatangan didalam surat rekomendasi tersebut sudah 13orang anggota DPRD, tapi saya belum bertanda tangan,” kata Usman menirukan percakapanya dengan H Ashadin.
Menurutnya, penggalangan tanda tangan anggota DPRD yang dilakukan Darmin itu diluar dari mekanisme DPRD secara kelembagaan apalagi menggunakan kop surat DPRD Busel “Ternyata wakil ketua II Aliadi ini juga sudah bertandatangan untuk rekomendasi itu,” ujarnya.

njut dia, tiba dari Jakarta itu Kamis (22/12), datanglah anggota DPRD H Risna Dewi yang juga istri H Darmin ke rumahnya. “Dia cerita kepada saya pak ketua saya ini membawa surat dukungan untuk meminta dukungan merekomendasikan H Darmin menjadi sekda, salah satu yang dibutuhkan itu dukungan rekomendasi DPRD, yang saya liat wakil ketua I, II sudah bertanda tangan dan beberapa anggota bertanda tangan,” katanya.

Menurutnya, sangat menyanyangkan tindakan H Darmin terkesan haus akan jabatan Sekda dengan meminta dukungan DPRD secara kelembagaan bukan personal. Pasalnya dalam surat rekomendasi itu menggunakan kop surat DPRD Busel

“Yang saya liat disitu formulirnya tertulis lambang daerah dan DPRD Busel perihal surat itu rekomendasi yang ditujukan kepada Pj Bupati Busel Dr Ir OMN Ilah Ladamay MS. Bunyinya surat itu adalah dengan kekosongan jabatan Sekda Busel. Maka dengan ini DPRD Busel merekomendasikan H La Ode Darmin SH MSi untuk menjadi Sekda di Busel berikut tanda tangan anggota DPRD Busel, tuturnya

Dikatakannya, rekomendasi itu memakai kop lembaga DPRD tentu itu bukan dukungan perseorangan lagi. Tapi ini sudah masuk keranah lembaga, mempertaruhkan martabat lembaga DPRD secara resmi hanya untuk mempengaruhi pemerintah (Pj Bupati) untuk meraih jabatan Sekda itu salah dilakukan. Mestinya jika mengatasnamakan lembaga DPRD maka harusnya melalui mekasnime dan aturan yang berlaku. Karena keputusan DPRD itu adalah keputusan kolektif kolegial yang diputuskan melalui forum rapat-rapat hingga di paripurnakan.

“Kalau mau minta dukungan perseorangan ya perseorangan jangan pakai kop lembaga DPRD, jangan main kucing-kucingan minta dukungan perseorangan untuk memuluskan langkahnya, main tipu-tipu, merekayasa atas nama lembaga, jangan, jangan lecehkan lembaga terhormat,” katanya.

Kata dia, apa yang diputuskan jika itu atas inisiatif perseorangan silahkan teman-teman anggota bertanda tangan, itu hak prioregatif masing-masing, Namun jika menggunakan kop lembaga DPRD tentu ia keberatan dengan hal tersebut.
“Tunjukan kepada saya dimana aturanya, mekanismenya bagaimana. Saya kalau jelas mekanismenya saya ikut bertanda tangan, tapi kalau tidak jelas mekanismenya saya tidak bertanda tangan, jangan kita dijebak hanya dengan cara-cara tidak profesional seperti itu untuk mempertaruhkan martabat lembaga ini,” tegasnya

Ia menegaskan jika La Ode Darmin mengaku di dalam statmentnya di media bahwa tak mengetahui surat dukungan rekomendasi tersebut itu adalah sebuah kebohongan besar, pasalnya H Darmin sendirilah yang menjalankan penggalangan tanda tangan tersebut dengan cara menemui masing-masing anggota dewan.

“Saya sudah tanya anggota DPRD, mereka itu didatangi dirumahnya bukan inisiatif dari anggota DPRD, kalau inisiatif anggota DPRD pasti dibawa dalam rapat paripurna,” terangnya

Lebih jauh ia menuturkan, La Ode Darmin pada Rabu (28/12) mendatangi kantor sekretariat DPRD Busel untuk meminta nomor surat dan stempel DPRD Busel. “Jadi bohong besar kalau misalnya pak Darmin tidak mengetahui pengggalangan dukungan rekomendasi untuk mendukung dia jadi Sekda, jadi dia sendiri datang ke sini membawa berkas itu untuk meminta nomor surat dan stempel, bagaimana mau dibuatkan nomor surat sementara agendanya itu tidak jelas,” katanya.

La Usman tegas keberatan jika memanfaatkan kop lembaga DPRD Busel untuk mengintervensi penentuan jabatan Sekda defenitif kepada Bupati Busel “Jadi sekali saya katakan, kalau dia bilang ini inisiatif DPRD itu bohong benar, kalau dukungan orang perorangan kenapa pakai kop lembaga, lembaga ini punya aturan punya mekanisme, jangan pak Darmin mengijak-injak dan melecehkan lembaga DPRD dengan cara-cara seperti itu,” tegasnya.

Menurutnya jika ini atas nama perorangan tidak memakai cop DPRD Busel ia tidak persoalkan. “Jika pak Darmin mengaku tidak tahu surat dukungan itu, saya katakan dan saya pertanggungjawabakan itu sebuah kebohongan yang luar biasa dari seorang H La Ode Darmin SH MSi,” ujarnya.

Faktanya Rabu (28/12 H La Ode Darmin meminta nomor surat, dan stempel di DPRD di Kabag Umum DPRD Busel “Mungkin teman-teman anggota ini ada yang belum tau bahwa ada kop DPRD dalam surat dukungan itu, saya liat sendiri saya tidak bertandatangan kalau menggunakan kop DPRD Busel. Saya bukan persoalan suka dengan tidak suka tapi kita bicara tentang aturan mekanisme di DPRD,” tutupnya.
Saat dikonfirmasi Kabag Umum Sekretariat DPRD Kaimuddin menuturnya, apa yang dikatakan ketua DPRD Busel benar, bahwa H Darmin datang ke DPRD untuk meminta nomor surat dan stempel, namun tidak diberikan.
“Iya, dia datang hari Rabu (28/12) untuk meminta nomot surat dan stempel. Saat itu dia panggil saya keluar dulu dari ruangan sekretariat DPRD dan membicarakan prihal permintaan itu, saya jelaskan kepada H Darmin bahwa tidak perintah dari Ketua DPRD Busel untuk mengeluarkan itu, tanpa seizin beliau saya tidak berani mengeluarkan itu, kemudian H Darmin pergi,” tutur Kaimuddin saat ditemui diruangannya, Kamis (29/12)

Sebelumnya kepada wartawan, staf ahli Bupati bidang pembangunan H La Ode Darmin SH MSi mengaku kesiapannya untuk menjadi calon Sekda Busel yang defenitif. Ia mengaku belum mengetahui ada penggalangan dukungan secara kelembagaan dan pribadi dari anggota DPRD Busel. “Kan anggota DPRD itu perwakilan rakyat, mereka mewakili rakyat baik secara person maupun secara kelembagaan. Saya berterima kasih kalau betul-betul ada itu. Saya sempat nguping juga bahwa dari DPRD sebagai perwakilan dari masyarakat bahwa figur dari Busel ini dia majukan.

Menurutnya meskipun sudah ada penggalanangan tandatangan dukungan dari anggota DPRD semua tergantung pimpinan dalam hal ini Pj Bupati Busel.

Kata dia, sebagai salah satu kader Busel harus mempersiapkan diri untuk merebut posisi Sekda. Ia juga mengaku patut memberikan ancungan jempol dan terima kasih kepada DPRD. Karena mendengarkan dan memperhatikan aspirasi dari masyarakat. “Nda boleh di abaikan itu, karena yang dimaksud dalam pemerintahan itu adalah Pemda dan DPRD ,” ujarnya

Ia mengaku belum terima hasil penggalangan dukungan dari DPRD, dirinya mendapat bocoran pengalangan dukungan itu sikap anggota DPRD secara pribadi terkait Sekda Busel. “Jadi bisa membawa nama lembaga dan membawa sikap secara person jadi saya berterima kasih kepada DPRD karena mampu melihat kader Busel bukan dari tempat lain tidak bagus, tapi ingat yang bisa bangun rumah yang punya rumah. Saya juga tadi sempat tanya, bagaimana sudah ada kabar-kabar, insya Allah bapak tenang-tenang saja, saya ditanya bapak siap, saya katakan saya sebagai kader Busel saya siap,” ujarnya.

Visited 2 times, 1 visit(s) today