WAKATOBI, BP – Akademik Komonitas Kelautan dan Perikanan (AKKP) Wakatobi menggelar Masa Orientasi Taruna (Mostar) Angkatan III tahun akademik 2019/2020. Sebanyak 51 peserta calon taruna megikuti kegiatan tersebut, terdiri dari 25 peserta Program Studi (Prodi) Konserfasi dan 26 peserta Prodi Ekowisata.
Kegiatan Mostar diefektifkan selama 5 hari, terhitung sejak tanggal 02 sampai 07 September 2019.
Untuk diketahui para Calon Taruna (Catar) dan Calon Taruni (Catir) tidak hanya berasal dari daerah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), melainkan juga ada yang berasal dari luar daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Jawa Tengah (Jateng), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku. Tidak heran, AKKP Wakatobi merupakan Sekolah Berskala Nasional.
Dijelaskannya, mengawali kegiatan Monstar, para Catar dan Catir akan diberi materi pengenalan AKKP secara menyeluruh. Mulai dari pengenalan dua Program Studi unggulan yakni Prodi Konserfasi dan Ekowisata, kemudian materi mata kulia, hingga tugas praktek. Setalah itu, masuk pada pengenalan sarana-pra sarana seperti ruang kelas, Laboratorium, Asrama, bahkan pola bangun pagi hingga waktu istrahat malam.
” Yang paling penting adalah pembinaan fisik, disiplin maupun mental serta materi2 pembentukan karakter. Hal itu merupakan salah satu upaya guna melahirkan semangat kebersamaan diantara mereka karena mereka berasal dari berbagai daerah,” ungkap Direktur AKKP Wakatobi Daniel Heintje Ndahawali SPi MSi saat ditemui diruangan kerjanya, Senin (02/09).
Tidak hanya itu, para Catar dan Catir juga dimbimbing secara maksimal agar memiliki semangat Jiwa korsa, Jiwa NKRI, Leadersip, dan Pemahaman Anti Korupsi, sebagaimana yang menjadi ketetapan awal pihak AKKP Wakatobi.
” Sejak mulai masuk pengenalan kampus harus diberikan, sehingga anak-anak selama seminggu dengan awal kegitan mostar sehingga kedepan bakal mengetahui apa yang akan terjadi kedepan,” jelasnya.
Untuk diketahui, kegiatan Monstar merupakan wadah penilaian awal. Ketika lolos, para Catar dan Catir akan memasuki masa Basis. Pada masa Basis, para peserta tidak diperkenankan untuk mengikuti pesiar, hal itu dilakukan agar para calon taruna fokus mengikuti pembimbingan dan pembinaan secara ideal.
” Orang tua pun yang datang ada prosedurnya. Sehinga membuat perasaan itu menyatu dulu dengan kampus artinya sesama mereka bagaimna membangun persaudaraan. Kemudian setelah terbentuk dan dinilai waktunya cukup maka akan dilakukan pelantikan, dan diaggap mereka lulus dari masa mostar dan masa basis sehingga disebut Taruna,” pungkasnya.
Peliput: Zul Ps