BAUBAU, BP – Kejaksaan Negeri (Kejari) Baubau kembali mengagendakan pemeriksaan terhadap penanggung jawab TPI Wameo MB. Sebelumnya, MB telah diperiksa lebih dari satu kali.
Sama halnya dengan mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sadidi dan Kabidnya Karmin bidang yang membawahi TPI Wameo bakal masuk daftar agenda pemanggilan ulang. Telah diperiksa sebelumnya sebagai saksi terkait dugaan korupsi di TPI Wameo yang merugikan Negara sampai ratusan juta.
Kejari Baubau selama ini telah memeriksa lebih dari 10 orang saksi, bahkan Kejari menegaskan dugaan korupsi TPI Wameo itu belum sampai pada titik akhir. Pemeriksaan selanjutnya kepada saksi-saksi bakal kembali diagendakan usai BPKP memastikan jumlah kerugian Negara.
“Pemeriksaan belum selesai, kemungkinan besar kita akan panggil ulang,” tegas Kasi Pidsus Kejari Baubau Laode Rubiani SH MH ditemui, Senin (02/09).
Bukan hanya ketiga saksi tersebut, kata Rubiani, saksi saksi lainnya pun juga tidak menutup kemungkinan akan diperiksa kembali. “Sejauh ini, keterangan yang diberikan para saksi hanya sebatas prosedur dan mekanisme saja,” ungkapnya.
Namun dari hasil pemeriksaan sementara, jika dikombinasikan keterangan saksi-saksi itu sudah dapat memperoleh adanya tindakan kriminal hingga merugikan negara.
Rubiani membeberkan, dalam beberapa kali pemeriksaan, MB, mengaku selama di bawah kepengurusannya pembukuan TPI Wameo itu ada. Setelah ditelusuri ternyata tidak lengkap. Ditambah lagi, mengakunya banyaknya terjadi kerusakan mesin coldstroage.
“Menurut dia (MB), katanya dia perbaiki kerusakan mesin dan ditanggulanginya sendiri,” bebernya.
Namun, Rubiani belum membeberkan lebih jauh seberapa besar nominal uang yang digelontorkan saksi untuk membiayai mesin bermasalah tersebut. Menurutnya, di bawah tanggungjawab pengelolaannya, Muslimin Buhim telah memperbaiki hampir semua, bahkan sampai jauh-jauh mendatangkan teknisi khusus dari Jakarta.
Mendengar pernyataan itu, Kejari tidak tinggal diam, Kejari akan memastikan kebenaran keterangan saksi tersebut, bahkan menelusuri kembali benar tidaknya ada teknisi khusus didatangkan untuk memperbaiki mesin bermasalah itu.
“Kita masih mendalami lebih jauh kerusakan apa saja sebenarnya, kalau kerusakannya sudah sampai ratusan juta yah perlu ditelusuri benar tidak ada yang didatangkan teknisi dari Jakarta untuk perbaiki itu,” tutup Rubiani.
Peliput : Asmaddin

