BAUBAU, BP- Tindak kekerasan anak dan perempuan di Kota Baubau masih menjadi perhatian semua pihak. Salah salah pemicunya adalah rentannya ketahanan keluarga.
Demikian diungkapkan Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH, dalam sambutannya saat menghadiri Sosialisasi Pentingnya Mediasi dalam Penyelesaikan Sengketa Kekerasan Anak dan Perempuan, Senin kemarin (02/09).
“Komunikasi antar keluarga terutama orang tua menyasar penguatan ketahanan keluarga. Serta minimnya Parenting menyebabkan tingginya angka kekerasan pada anak dan perempuan,” sebut AS Tamrin.
Orang nomor satu di Kota Baubau itu menilai, pentingnya mediasi dalam penyelesaikan sengketa kekerasan anak dan perempuan belum diketahui banyak orang. Sehingga perlu untuk sosialisasi lebih giat, khususnya di lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Dalam prakteknya, mediasi belum dipahami seutuhnya, khususnya para pemberi layanan yang tersebar di berbagai OPD,” tuturnya.
AS Tamrin menyebut, angka kekerasan anak dan perempuan di Kota Baubau cukup tinggi. “Saat ini Kota Baubau dihadapkan pada isu kekerasan pada anak dan perempuan dengan jumlah yang sangat tinggi. Jumlah laporan KDRT hingga Agustus 2019 berjumlah 41 kasus,” sebutnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada semua pihak untuk meningkatkan koordinasinya, dalam meminimalisir kriminalisasi anak dan perempuan, khususnya di bidang mediasi.
“Data statistik di atas menujukan bahwa lemahnya koordinasi para pihak, khususnya kemampuan mediasi, pada level pemberi layanan,” tandas AS Tamrin. (*)
Peliput: Gustam

