BMKG: Kelembapan Udara di Bawah 40 Persen
BAUBAU, BP- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Betoambari memperkirakan puncak kekeringan di wilayah Kota Baubau terjadi di bulan September dan akan berakhir pada bulan November. Setelah itu diprediksi akan turun hujan.
Kepala BMKG Stasiun Betaombari Baubau Fatuhri mengatakan, Kota Baubau saat ini sudah memasuki kekeringan meteorologis. Artinya, Kota Baubau mengalami musim kering selama hampir dua bulan.
“Kalau sudah 30 hari biasanya kita dalam posisi siaga, kalau 60 hari boleh dikatakan kekeringan meteorlogis, Baubau sudah masuk kekeringan meteorologis,” ungkapnya saat ditemui Jumat (06/09).

Lanjutnya, parameter untuk menyatakan kekeringan dilihat dari segi tidak ada hujan lebih dari 60 hari. Sementara kelembapan udara yang dipantau BMKG belakangan ini dapat dikatakan ekstrim karena sudah di bawah 40 persen.
“Nilainya itu kelembapan udara sampai 100 persen, kalau di atas 90 persen berarti udaranya cukup lembap, kalau di bawah 40 persen dikatakan udara kering, atau kandungan uap air yang ada di udara itu sedikit sekali,” sebutnya.
Merujuk pada hasil pantauan BMKG Kendari, jika intensitas hujan di bawah 50 milimeter dalam 10 hari belakangan, belum bisa dikatakan hujan. Sehingga pihaknya berharap hujan di wilayah Kota Baubau turun pada bulan Oktober ini.
Pihaknya mengimbau, masyarakat Kota Baubau menghemat penggunaan air, karena menurutnya di beberapa wilayah telah terjadi kekeringan sumur dan sungai. Selain itu pihaknya juga mengimbau masyarakat waspada terhadap kebakaran lahan, dengan tidak membuang puntung rokok di kawasan padang rumput yang kering.
“Di musim kemarau ini masyarakat harus banyak meminum air putih karena untuk mencegah kehilangan cairan tubuh, dan juga pakai pelindung seperti topi saat beraktivitas di luar,” imbaunya.
Peliput: LM Syahrul

