BAUBAU, BP- Kota Baubau sejak berdiri sebagai daerah otonom hingga saat ini tercatat sebanyak 13 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdaftar. Namun demikian, secara umum pengelolaan usahanya belum maksimal.
Demikian diungkapkan Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbang) Baubau Amrin Taone, saat diwawancarai sejumlah wartawan seusai menghadiri Seminar Pembangunan Ekonomi Kreatif, pada selasa (27/08).
“Ternyata banyak sekali UMKM kita, ternyata lebih 10 ribu. Terkonek dengan data Bappeda itu ternyata ada 13 ribu sekian UMKM yang terdaftar,” ungkap Amrin.
Ia menyayangkan, dari banyaknya UMKM tersebut, belum mampu menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Baubau. Padahal, jumlah tersebut terbilang besar, dan jika dikelola dengan baik, akan menjadikan perekonomian Kota Baubau berdaya saing.
“UMKM itu kan banyak, ada kuliner, ada souvenir, dengan jumlah seperti itu, diungkit untuk pertumbuhan ekonomi kita, itu belum signifikan,” kata mantan Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Baubau itu.
Setelah dilakukan kajian, kata Amrin, faktor utama kurang berkembangkan UMKM Kota Baubau adalah kurangya pemanfaatan Informasi Teknologi (IT) dalam pemasaran produk.
“Kira-kira apa yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita, dimana sisi kekurangannya, ternyata mereka belum tersentuh pola pengelolaan yang baik, termasuk pemanfaatan IT,” tuturnya.
Selain itu, faktor lainnya adalan kurang bagusnya sistem manajemen. “Kemudian dari aspek manajemennya juga, bukan semacam suatu oraganisasi yang bisa mengelola usahanya sehingga bisa mendistibusi di berbagai tempat dengan berbagai konsumen,” tandas Amrin. (*)
Peliput: Gustam
