F2.1 Kepala Bidang Pengembangan Usaha dan Budidaya Perikanan DKP Busel Muhammad Dafis Karsi saat meninjau hasil panen rumput laut nelayanKepala Bidang Pengembangan Usaha dan Budidaya Perikanan DKP Busel Muhammad Dafis Karsi saat meninjau hasil panen rumput laut nelayan

BATAUGA,BP- Budidaya pengembangan rumput laut Buton Selatan (Busel) terus meningkat begitupula produksinya. Tercatat, di sementer pertama 2018 produksinya mencapai 275 ton dan disemester pertama tahun 2019 meningkat menjadi 362 ton atau naik 27 persen. 
Naiknya jumlah produksi rumput laut di Busel tidak lepas dari perhatian pemerintah baik daerah, provinsi maupun pusat, dalam memberikan bantuan kepada para petani guna merangsang semangat bertani rumput laut. Kondisi iklim dalam beberapa tahun terakhir mendukung tumbuh kembang rumput laut di perairan Busel, serta nilai harga komoditi rumput laut dipasar cukup menjanjikan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Busel H La Ode Taatlan melalui Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya Muhammad Dafis Kasri mengatakan, program pengembangan usaha perikanan dan budidaya kelauatan pada tahun 2019, berupa pendampingan kelompok, pendidikan dan pelatihan petani budaya ikan, pengembangan sarana dan prasarana budidaya, kemudian pembinaan dan pembentukan kelompok serta monitoring.

“Jadi kalau kita fokus pada pengembangan sarana dan prasarana budidaya, maka target tahun ini bagaimana produksi kita naik dari tahun 2018, misalnya melalui bantuan bibit rumput laut ke petani di Batauga yang dianggarakan dari APBD yang sudah tersalurkan sejak beberapa bulan lalu,” ucap Dafis Kasri saat ditemui belum lama ini.

Di perairan Batauga, budidaya rumput laut hanya berproduksi sepanjang musim angin timur. Tiba musim angin barat maka budidaya dan produksi rumput laut akan berhenti, karena gelombang musim angin barat cukup menghalau laju budidaya diwilayah perairan ini.

“Semua rakit rumput laut yang berada diperairan Batuaga, dari perairan Kelurahan Bandar Batauga hingga Laompo akan naik ke daratan, karena angin musim barat membawa gelombang tinggi,” tuturnya

Lanjut kata Dafis, berbeda dengan karakteristik perairan wilayah Sampolawa, mulai dari Kelurahan Jaya Bakti hingga Katilombu, walau dimusin angin barat maupun timur masyarakat petani rumput laut tetap melakukan aktifitasnya.

Dengan kondisi yang memungkin pengembangan rumput laut sepanjang tahun, maka wilayah Sampolawa menjadi pilot projek pengembangan bibit rumput baru hasil kultur jaringan. Tahun 2019 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui DAK DKP Pemprov Sultra sebanyak lima paket yang telah tersalurkan ke lima kelompok. Dan dua paket bibit dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar yang akan turun dalam waktu dekat

“Petani rumput laut di Batauga menggunakan bibit rumput laut yang ada di La Sori Buton Selatan. Rata-rata bibit yang di dijazirah Buton masih menggunakan bibit dari Bali yang berawal dari tahun 80an. Berbeda dengan bibit unggul jenis baru melalui kultur jaringan yang dikembangkan di BBAP Takalar,” ujarnya

Ditambahkan, bibit jenis baru ini memiliki keunggulan dan cocok digunakan untuk wilayah Indonesia timur. Dibudidayakan di perairan Sampolawa, karena aktifitas pengembangan dan budidaya rumput laut memungkin dilakukan sepanjang tahun.

“Artinya rumput laut yang akan di perairan Sampolawa tidak akan dipanen seluruhnya namun sebagian dikembangkan menjadi bibit secara berkelanjutan. Bibit-bibit inilah yang diharapkan terus berkembangan untuk mengisi ketersediaan bibit untuk wilayah Batauga dan lainnya,” tukasnya.

Peliput Amirul

Visited 1 times, 1 visit(s) today