F3.2 Istimewa Direktur Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Bombana Drg RiswantoIstimewa, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bombana Drg Riswanto

BOMBANA, BP – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bombana belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD). Hal itu kerap membuat sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit menjadi terkendala, karena kesulitan mendapatkan pasokan stok darah untuk ditransfusikan ke pasien yang membutuhkan.

Direktur RSUD Bombana drg Riswanto saat ditemui di ruangan kerjanya, Kamis (19/09) menjelaskan kendala utama unit pengelolaan darah di RSUD Bombana yaitu masih berstatus Bank Darah Rumah Sakit (BDRS). Artinya, BDRS adalah unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah, sedangkan UTD adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pendonor darah, penyediaan darah,  serta pendistribusian darah.

” Yah karena kami masih berstatus BDRS jadi kami cuma bisa menyimpan ketersediaan darah tidak untuk menyelenggarakan pendonoran darah, ketersediaannya yah dari penyelenggara Palang Merah Indonesia (PMI),” jelasnya.

Selain itu, yang menjadi kendala rumah sakit dalam memaksimalkan pelayanan kesehatan ialah faktor minimnya Sumber Daya Manusia (SDM). Padahal, syarat utama untuk mendirihkan UTD ialah minimal memiliki dua orang pegawai yang bersertifikat pendonor. Sementara itu, RSUD Bombana hanya masih memiliki satu orang yang mempunyai kompetensi bersertifikat dibidang tersebut.

“Jadi sekarang kita disini kekurangan utamanya juga adalah SDM, syaratnya minimal dua orang pegawainya yang bersertifikat sedangkan kita baru satu,” ungkap Riswanto.

Dikatakannya, saat ini dirinya sementara mengupayakan pengadaan UTD sendiri, guna memenuhi pasokan stok darah di rumah sakit melalui penyelenggaraan donor darah. Kemudian, untuk fasilitas pendukung guna menunjang prosesi transfusi darah, telah tersedia dengan kualitas sesuai standar kesehatan.

” Statusnya kami di Kementrian sudah UTD cuma izinnya belum keluar, karena belum memenuhi syarat, ya syaratnya tentu SDM nya minimal dua orang yang memiliki sertifikat itu,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Rudiman selaku penanggung jawab BDRS RSUD Bombana mengungkapkan, banyak pasien yang membutuhkan darah secara mendadak. Dengan kondisi saat ini, kerap membuat pihak rumah sakit kesulitan mendapatkan darah sesuai kebutuhan pasien.

” Ya karena mendadak terpaksa kami lakukan pengambilan darah ke pendonor yang sukarela mendonorkan darahnya,” tuturnya.

Untuk diketahui, dalam sebulan RSUD Bombana mampu menyalurkan darah sebanyak 40 hingga 50 kantung. Semua darah didapatkan dari kesukarelaan pendonor baik dari keluarga ataupun kerabat dekat pasien.

Ia berharap agar masyarakat lebih giat melakukan pendonoran darah, sebab ketersediaan darah di rumah sakit sangat membantu keselamatan pasien.

Peliput: Agus Saputra

Visited 1 times, 1 visit(s) today