Site icon BAUBAUPOST.COM

Jelang Pemilihan, Mansur Amila Gelar Doa Bersama di Benteng Lakudo

F04.1 Doa bersama yang digelar oleh salah satu Cabup Buteng Ir H Abdul Mansur Amila MTP

doa-bersama-yang-digelar-oleh-salah-satu-cabup-buteng-ir-h-abdul-mansur-amila-mtp

Peliput: Anton

LABUNGKARI, BP – Salah satu kandidat Calon Bupati Kabupaten Buton Tengah Ir H Abdul Mansur Amila MTP, menggelar doa bersama warga pendukung di situs budaya tua Benteng Lakudo, pada Jumat (6/1) yang dihadiri ratusan pendukungnya.

Kegiatan diawali dengan pemantauan situs-situs budaya yang ada disekitar benteng, kemudian dilanjutkan dengan doa bersama, pembacaan surat Yasin oleh ibu-ibu majelis taklim dan diakhiri dengan acara makan bersama.

Kepada Baubau Post, Mansur Amila mengatakan bahwa suatu situs budaya tidak bisa ditinggalkan, hal ini karena situs budaya merupakan peristiwa sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan dan kemajuan sebuah peradaban di suatu wilayah, sehingga hal ini patut untuk tetap dilestarikan.

“Sebagai suatu situs budaya, hal ini tidak bisa kita tinggalkan begitu saja, karena ini adalah sebuah peristiwa sejarah, dan suatu peradaban manusia itu bisa maju dan besar karena sejarah dan budaya, oleh sebab itu situs-situs sejarah dan budaya seperti ini perlu kita gali kembali, perlu kita bangkitkan, untuk diperkenalkan kepada anak cucu kita ke depan sebagai generasi penerus bangsa, hari ini kita adalah sebagai daerah otonomi baru Kabupaten Buton Tengah maka profil-profil sejarah, situs-situs sejarah dan budaya yang telah berkembang dimasyarakat sudah seharusnya kita pupuk kembangkan dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Dikatakan pula, berdasarkan fakta sejarah, benteng tua di Lakudo adalah sebuah kampung pertama yang ada di Lakudo, dulunya banyak masyarakat yang bermukim di dalam benteng, namun oleh karena himbauan dari Pemerintah Swapraja kala itu, maka seluruh warga diintruksikan agar pindah untuk bermukim di area dekat pesisir pantai yang menjadi pemukiman warga hingga saat ini.
“Sebenarnya benteng ini merupakan perkampungan tua masyarakat Lakudo, yang mana dahulunya sebelum masyarakat membuat perkampungan di pesisir Lakudo yang sekarang, mereka tinggal disini, hanya dalam masa pemerintahan Swapraja itu hari mereka dihimbau untuk turun membuat pemukiman di kelurahan Lakudo yang sekarang,” pungkasnya.

“Pertama kesini saya masih menjabat sebagai Pj Bupati, jalan akses kesini belum seperti ini, saat itu masih jalan kebun, karena melihat kondisinya seperti itu kemudian saya berpikir, karena ini untuk kemajuan daerah, dan untuk melestarikan situs-situs sejarah dan budaya yang ada di Buton Tengah, salah satunya di Kecamatan Lakudo ini, maka ini harus kita buka akses jalan, dan ini baru dilaksanakan tahun 2016 kemarin, yang namanya juga masih awal, memang kondisinya masih seperti ini, tapi saya yakin ini akan tetap dibenahi secara terus-menerus.

Dilanjutkan, kedepan penataan dalam Benteng Lakudo akan ditingkatkan, terutama area parkiran untuk masyarakat yang berkunjung, serta hamparan kawasan benteng yang bisa ditempati oleh masyrakat sebagai pemukiman. Hal itu bertujuan agar kedepannya Benteng Lakudo dapat menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Buton Tengah.

“Daerah kita ini merupakan sebuah daerah baru seharusnya masyarakat benar-benar memahami ada proses, ada mekanisme yang mana setiap wilayah itu punya budaya-budaya atau kebiasaan-kebiasaan tersendiri dilingkungan masyarakatnya. Bila hal ini diramu dan dikemas dengan sebaik-baiknya maka ini akan menjadi ikon istimewa untuk Buton Tengah. Oleh sebab itu saya imbau kepada seluruh masyarakat, kalau mau maju budaya kita ini, maka mari memilih pemimpin yang benar dan memahami budaya kita di Kabupaten Buton Tengah ini,” tandasnya.(*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version