BAUBAU, BP- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Baubau mengalami deflasi sebesar 0,17 persen pada bulan Oktober lalu. Hal itu dikarenakan adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang cukup signifikan.
Dalam rilisnya, BPS menyebut, penurunan IKH terjadi di empat kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan jadi, munuman, rokok, dan tembakau yang mengalami penurunan sebesar 0,08 persen, kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakan 0,01 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,42 persen.
Sedangkan tiga kelompok lainnya yang mengalami kenaikan indeks, yakni bahan makanan sebesar 0,31 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen.
Juga disebutkan dalam rilis tersebut, komoditas penyumbang deflasi di Kota Baubau, yakni kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, angkutan udara, cumi-cumi, telur ayam ras, bawang merah, tomat sayur, bubara, emas perhiasan, terong panjang, bandeng/bolu.
Sedangkan untuk komoditas penyumbang terbesar inflasi di Kota Baubau, yakni layang/benggol, selar/tude, cakalang/sisik, kangkung, cabai rawit, bayam, baronang, katamba, kacang panjang, dan beras.
Kepala BPS Baubau Sudirman K menilai, terjadinya deflasi di Kota Baubau dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat Kota Baubau. “Kalau kita deflasi, kecenderungannya terjadi kelesuhan permintaan barang,” nilainya.
Untuk diketahui, dari 11 kota di Pulau Sulawesi, lima kota tercatat mengalami inflasi, dan enam kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,22 persen dengan IHK 136,49. Dan inflasi terendah di Kota Gorontalo sebesar 0,02 persen dengan IHK 132,94.
Dan untuk deflasi tertinggi itu di Kota Kendari sebesar 0,59 persen dengan IHK 132,76. Sedangkan deflasi yang terendah itu di Kota Palopo sebesar 0,01 persen dengan IHK 136,35.
Peliput: Gustam

