BATAUGA,BP- Dulu budidaya jewawut berkembang luas sebelum padi. Tanaman pangan langkah memiliki kandungan nutrisi lebih baik dari padi (beras) baik protein dan kalsium.
Masyarakat Kecamatan Siompu sebelum mengenal beras sebagai sumber makanan pokok saat ini, Jewawut atau disebut woto adalah sumber asupan yang dikonsumsi. Saat ini woto sudah sulit ditemukan, apalagi dibudidayakan. Yang ada saat ini adalah sisa wotu dizaman dulu yang tidak sempat ditanam dan tersimpan oleh sebagian warga Siompu.
Di wilayah Siompu yang memiliki tanah yang berbatu dan kering. Tanaman jewawut toleran terhadap kekeringan serta beradaptasi baik wilayah kurang subur. Maka hal itu yang menyebabkan makanan ini banyak ditanam oleh masyarakat khususnya pada musim kemarau.
Tanaman pangan langkah itu ditampilkan di stand Kabupaten Buton Selatan (Busel), serta berbagai hasil pertanian lainnya dalam kegiatan pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Kendari.
Sabtu, (02/11) Gubernur Sultra H Ali Mazi bersama istrinya, Agista Ariyani serta rombongan berkunjung ke stand Busel dan di sambut langsung oleh ketua tim penggerak PKK Busel, Hj Waode Ruhania dan Plt Kadis Ketahanan Pangan Busel, Haida, S, Pt.
Di stand Busel Gubernur Sultra Ali Mazi tertarik dengan olahan pangan segar berupa Kaopiku yg merupakan bahan baku panganan tuli-tuli, onde-onde dan epu-epu. Selain produk lokal tepung ubi instan ‘Kaopiku’ serta produk pangan lainnya. Rombongan tertarik akan tanaman pangan langkah yakni jewawut (woto). Jenis tanaman pangan asal pulau Siompu ini sudah saat jarang ditemukan bahkan di budidayakan .
Plt Dinas Katahanan Pangan Busel, Haida mengatakan tanaman pangan jewawut merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi masyarakat dulu, selain ubi kayu dan jagung sebagai asupan pokoknya.
Saat ini jewawut sudah tidak begitu dinikmati dan kalah saing dengan padi. Padahal kandungan nutrisi yang ada pada jewawut lebih tinggi dari pada padi (beras).
“Tanaman pangan ini sudah langkah, sudah sulit ditemukan, yang ada hanya sisa-sisa jewawut yang tidak sempat ditabur dan ditemukan tersimpan dirumah sebagian warga Siompu,” ucap Haida saat dikonfirmasi.
Kata Haida, selain tertarik dengan tanaman pangan langkah tersebut, rombongan gubernur Sultra tertarik dengan produk unggulan Busel, yakni Kopi Hendea dan Bawang Goreng asal Lande yangg memiliki cita rasa yang khas.
“Selain jenis produk makanan, beliau juga mengapresiasi produk garam Katampe yang di diproduksi oleh para petani/nelayan Desa Katampe Kecamatan Siompu Barat,” tukasnya.
Peliput : Amirul

