F01.5 Bupati saat menyerahkan penganugerahan tanda kehormatanBupati saat menyerahkan penganugerahan tanda kehormatan

PASARWAJO, BP – Meski diguyur hujan cukup deras peringatan, Hari Amal Bhakti (HAB) ke-74 berlangsung hikmat. Dalam kesempatan itu, Bupati Buton Drs La Bakry MSi menegaskan agar identitas keagamaan dan kebangsaan itu tidak boleh dipisahkan.

HAB Kementerian Agama Tingkat Kabupaten Buton di gelar di Alun-alun Eks Kantor Bupati Buton di Pasarwajo pada Jumat (03/01). Upacara dikomandoi, KUA Kecamatan Lasalimu Selatan, Jabaluddin Ays SAg.

Sebagai Inspektur Upacara (Irup) Bupati Buton Drs La Bakry MSi menguraikan sambutannya.

Kata La Bakry, Kementerian Agama dibentuk pada 3 Januari 1946 dengan Menteri Agama pertama Haji Mohammad Rasjidi. Kementerian Agama lahir di tengah kancah revolusi fisik bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan. Sebagai bagian dari perangkat bernegara dan berpemerintahan.

Kementerian Agama hadir dalam rangka pelaksanaan pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945. Agama dan Negara saling membutuhkan dan saling mengokohkan untuk kebahagiaan hidup manusia.

Sejarah dunia sampai abad 20 hanya mengenal dua teori menyangkut hubungan agama dan negara, yaitu “teori integrasi”, penyatuan agama dengan negara, dan “teori sekularisasi”. Pemisahan agama dengan negara. Para founding fathers negara kita dengan bimbingan Allah Yang Maha Visa mengenalkan teori alternatif, yaitu “teori modasi” menyangkut hubungan agama dan negara yang belum dikenal saat itu di negara mana pun.

“Saya perlu menegaskan disini bahwa penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan, dipertentangkan. Akan tetapi harus dalam “satu kotak”, untuk melahirkan mode apalagi beragama dan bernegara,” tegasnya menguraikan.

Menurutnya, penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme.

“Kesalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama lain. Kita dapat menjadi umat beragama yang shaleh sekaligus menjadi warga negara yang baik,” katanya.

Kemudian, lanjutnya, sejalan dengan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama tahun 2020 yakni “Umat Indonesia Maju”, akunya mengajak seluruh jajaran menjadi agen perubahan Kementerian Agama di Pusat dan di Daerah, agar dalam memperkuat kerukunan antar umat beragama di Tanah Air. Karena kerukunan antar umat beragama merupakan modal integrasi nasional.

“Untuk itu, mari bersama membangun Negara dan menjaga Agama hadir untuk melindungi Kepentingan agama dan semua pemeluk agama. Untuk itu, seluruh jajaran Kementerian Agama harus bisa mengawal dan mengembangkan peran strategis Kementerian Agama secara kontekstual di tengah masyarakat,” ajaknya.

Pada kesempatan itu, Bupati Buton menyerahkan penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 131/TK/Tahun 2019 kepada 3 PNS lingkup Kemenag Buton.

Berikut nama-namanya, pertama Drs La Zamihu Satyalancana Karya Satya XXX Tahun, kemudian Muhiddin, SPdI Satyalancana Karya Satya XXX Tahun, lalu kemudian Raihu BA Satyalancana Karya Satya XXX Tahun.

Untuk diketahui, upacara dimeriahkan penampilan Marchind Band MTSn 1 Buton Pasarwajo.

Peliput : Asmaddin

Visited 1 times, 1 visit(s) today