F01.5 Kadis Lingkungan Hidup Kota Baubau Muhammad SalimKadis Lingkungan Hidup Kota Baubau Muhammad Salim
  • Pekerjakan 38 Orang dengan Upah Rp 30 Ribu per Hari

BAUBAU, BP- Pemkot Baubau dimasa pemerintahan Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH sudah empat kali menerima piala adipura, namun rupanya bank sampah yang jadi salah satu unsur penilaian untuk mendapat gelar kota adipura belum pernah dibentuk. Karena itu, Kadis Lingkungan Hidup (DLH) Kota Baubau Muhamad Salim berupaya keras membentuk bank sampah.

“Selama ini pemda hanya bekerjasama dengan swasta yang ada di Kota Baubau. Pemerintah Kota mengekluarkan rekomendasi seolah-olah selama ini bank sampah itu sudah ada, padahal itu punya swasta. Nah sekarang ini, bank sampah milik pemerintah sudah ada namanya Bank Sampah Hijau Lingkungan Kota Baubau dan baru beroperasi sekitar 2 pekan,” ungkap Muhammad Salim, Senin (03/02), di kantornya.

Kadis Lingkungan Hidup itu mengaku membentuk bank sampah tidak semudah yang dipikirkan, butuh perjalanan yang sangat panjang. Muhammad Salim mengungkapkan bank sampah milik pemerintah itu terbentuk berdasarkan surat keputusan Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH.

“Membentuk bank sampah itu banyak yang dibutuhkan pertama menyangkut tenaga pendukungnya, harus ada mesinnya, harus ada tenaga penimbang, ada tenaga pemilah, dan harus ada tenaga pencacah. Bank Sampah Hijau Lingkungan Kota Baubau ini sudah berjalan dua minggu,” tuturnya.

Sebelumnya, lanjut Salim, kebijakan Walikota Baubau menekankan agar bagaimana bisa membentuk bank sampah milik Pemkot Baubau, “Lalu saya coba meninjau bank-bank sampah yang ada di Kota Baubau milik swasta yang saat ini sudah beroperasi delapan bank sampah. Namun ternyata bank sampahnya belum terlalu optimal beroperasi, maka DLH akhirnya bekerja keras membentuk bank sampah milik pemerintah,” jelasnya.

Salim mengungkapkan saat ini bank sampah itu beroperasi di kawasan tempat pembuangan sampah (TPA) di Wakonti. Pihaknya mempekerjakan kurang lebih 38 orang dengan upah Rp 30 ribu per orang setiap harinya. “Kalau dihitung hasil pemilihan tiap hari bisa mencapai 200 kilogram dan bila dijual di Surabaya dengan harga standar Rp 10 ribu per kilogram maka kita bisa mendapatkan untung Rp 2 juta per hari. Artinya dalam sebulan kita punya penghasilan Rp 60 juta,” katanya.

Mantan Kadis PU Kota Baubau itu mengungkapkan saat ini sampah di Baubau berada pada kisaran 60-80 ton per hari. Selama ini, lanjut Salim, sampah yang dibuang ke TPA Wakonti tidak pernah diurai. Namun sejak adanya bank sampah milik Pemkot Baubau, sampah yang tiba di TPA Wakonti tinggal 50-60 ton saja.

“Karena sebelum tiba di pusat TPA Wakonti sampahnya sudah diurai. Saat ini memang kami baru memilah sampah plastik, dus, dan besi. Selain kami dapatkan dari pemulung yang beroperasi di TPA Wakonti, kami juga mendapatkan sampah yang sudah terurai itu dari petugas kebersihan lapangan kami yang berjumlah 200 orang. Sehingga perputaran ekonomi di TPA Wakonti itu sekarang sangat tinggi,” ucapnya.

Dia pun merasa sangat bersyukur sekali dengan hadirnya bank sampah di TPA Wakonti, karena mesin-mesin yang duhulunya diadakan pemerintah semuanya tidak terpakai dan bahkan katanya ada yang sudah rusak total jadi bangkai besi tua. Sekarang mesin pencacah itu sudah bisa digunakan dan petugas kebersihan di lapangan juga mendapat upah tambahan setiap harinya minimal rata-rata Rp 30 ribu per hari.

Laporan: Ardi Toris

Visited 1 times, 1 visit(s) today