PASARWAJO, BP – Panggil untuk diskusi pendidikan, seluruh Kepala Sekolah (Kepsek) dari semua tingkatan SD, SMP dan SMA se-Kabupaten Buton dikumpulkan Bupati Drs La Bakry MSi pada Senin (09/03) di Aula Kantor Bupati. Acara itu bertajuk Diskusi Pendidikan Strategi Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Sekolah.
Kegiatan diskusi itu diisi langsung oleh Dr. Soni Trison, SHut, MSi, selaku Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional, dan Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kata Bupati Buton La Bakry, diskusi ini untuk meningkatkan mutu pendidikan di Buton dengan segala kemampuan yang ada. Meski begitu, dengan hadirnya pemateri yang berkompoten dalam bidang pegembangan Sumber Daya Manusia (SDM) akan lahir kiat-kiat untuk memberikan motivasi kepada semua pihak termasuk peserta didik.
“Untuk itu diharapkan Kepsek dan insan Pendidikan sebagai peletak SDM dapat memanfaatkan moment diskusi ini sebagai bentuk meningkatkan kualitas peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya. Walaupun dunia pendidikan sekarang ini memiliki banyak tantangan,” katanya.
La Bakry juga menyampaikan, jika Indonesia pada tahun 2045 menjadi negara maju, dimana pada tahun itu presiden berharap indonesia sudah masuk peringkat 5 besar ekonomi dunia dengan pendapatan perkapita masyarakat berada di level 27 juta perorang dalam sebulan.
“Nah, sekarang saya ingin memberi motivasi pada masyarakat Kabupaten Buton yang bisa mempersiapkan dirinya pada 25 tahun yang akan datang tepat 100 tahun Indonesia merdeka. Dan semua cita-cita itu salah satunya terletak di tangan kalangan pendidik,” pesannya.
Sementara itu Dr. Soni Trison, SHut, MSi menjelaskan strategi penjamin mutu pendidikan di Buton melalui pengembangan program sekolah unggulan.
Kata dia, globalisasi telah menciptakan berbagai komunitas pemangku kepentingan yang mengarah pada aktivitas komunikasi, kalaborasi dan kompetisi.
“Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi. Pun saat ini juga beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terkena dampak dari arus era digitalisasi seperti toko konvensional yang ada sudah mulai tergantikan dengan model bisnis marketplace, Taksi atau Ojek Tradisional posisinya sudah mulai tergeserkan dengan moda-moda berbasis online,” jelas Soni.
Untuk itu Dosen IPB ini menegaskan perlunya design pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan yang lebih menekankan pada kegembiraan dan kebahagiaan pelanggan, bukan sekedar kepuasan pelanggan.
“Seringkali terdengar keluhan dari para pengguna, bahwa lulusan kualitasnya ‘payah’. Setelah diamati, yang dimaksud payah disini bisa saja berarti, kurang tangguh, cepat bosan, kutu loncat, kurang bisa bekerja, kurang jujur, kurang memiliki integritas, kurang memiliki rasa humor dan Mun-Ta-Ber (mundur tanpa berita),” katanya.
Lanjut ia menguraikan, seorang pendidik harus memikirkan input, proses dan ouput yang dihasilkan sekolah seiring dengan perkembangan teknologi sekarang. Membangun kompetensi SDM Indonesia yang unggul itu haruslah memiliki kemampuan spiritual yang berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya, juga memiliki etos kerja, disiplin kerja, kejujuran, loyalitas, dedikasi, tanggung jawab.
“Selain itu kita juga dituntut memiliki komptensi social untuk berkomunikasi, berkoordinasi, bekerjasama dengan orang lain (team work). Kompetensi teknik juga penting sebagai kemampuan substantif sesuai dengan bidang tugas dan profesinya masing-masing,” urai dia.
Diakhir penyampaiannya ia memberi motivasi untuk mengaplikasi dan bersungguh-sungguh meningkatkan mutu pendidikan.
“Yang serius dan sungguh-sungguh maka dia akan berhasil, siapa yang bersabar maka ia akan beruntung, mereka yang berjalan pada jalannya akan sampai pada tujuan,” tutup dia berikan motivasi.
Peliput: Asmaddin