SULTRA,BP- Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) telah memberikan sertifikasi terhadap 100 ton serabut kelapa Indonesia, tujuan ekspor Tiongkok.
Data 2020 periode Januari-April, ekspor serabut kelapa mencapai 1,5 ribu ton senilai Rp8 miliar dengan negara tujuan terbanyak adalah Tingkok. Serabut kelapa masih dibutuhkan dalam jumlah besar oleh Jepang, Korea Selatan, Sri Lanka dan Jerman. Ini adalah peluang berusaha yang luas bagi masyarakat.
Selama empat bulan terakhir, ekspor serabut kelapa terus menunjukkan peningkatan setiap bulannya. Fakta ini menggeser stigma bahwa serabut yang dianggap limbah, kini mampu menyumbang devisa negara dan pendorong perekonomian daerah.
Serabut kelapa yang diolah sesuai persyaratan produksi memiliki banyak kegunaan. Di Korea Selatan dan Jepang dimanfaatkan dalam banyak hal, termasuk media tanam. Di Jerman, sejumlah perusahaan otomotif menggunakan serabut kelapa sebagai bahan baku jok mobil mewah. Juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan, bahan bakar, pupuk organik dan briket, serta sebagai komponen alat penyaring air.
Sejak awal tahun 2020, sesuai permintaan Tiongkok, telah diekspor sebanyak 304 ton serabut kelapa dengan nilai sekitar Rp1,2 miliar.
Sedangkan pada tahun 2019, data otomasi Badan Karantina Pertanian Kementan mencatat volume ekspor 6.982 ribu ton dalam 153 kali pengiriman tujuan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Korea Utara, Sri Lanka Afrika Selatan, dan Jerman.
Di tengah kondisi ekonomi yang melamban, tidak menghambat sektor pertanian untuk terus berproduksi. Dibuktikan dengan tetap tingginya permintaan komoditas ekspor pertanian dari Indonesia di tengah kondisi Covid-19.(*)