Site icon BAUBAUPOST.COM

Pemkab Butur Kirim Petani Ikut Studi Banding

F3.1 Suasana dialog publik yang dislenggarakan IM B di aula Bappeda akhir pekan kemarin yang ikut dihadiri Bupati Butur Abu Hasan 2

Suasana dialog publik yang dislenggarakan IM-B di aula Bappeda, akhir pekan kemarin yang ikut dihadiri Bupati Butur Abu Hasan

– Kembangkan Butur Jadi Penghasil Pertanian Organik Terbesar di Sultra

Peliput: Darson

BURANGA, BP – Salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara (Butur) untuk memajukan kesejahteraan masyarakatnya melalui bidang pertanian. Dimana daerah yang dikenal dengan slogan Lipu Tinadeakono Sara ini ialah kabupaten yang sangat strategis dan potensi sumber daya alam yang mendukung pemanfaatan pertanian tersebut.
Bupati Butur Abu Hasan mencanangkan daerah yang dipimpinnya itu menjadi salah satu pengembang hasil pangan organik terbesar di Sulawesi Tenggara ( Sultra ).”Karena ini diminta oleh kementerian untuk segera ada regulasi yang memberikan dukungan nyata terhadap konsepsi untuk menjadikan Kabupaten Buton Utara sebagai daerah organik,”
kata Abu Hasan saat menjadi narasumber pada Dialog Publik 2017 yang diselenggarakan ikatan mahasiswa Butur (IM-Butur) dengan mengangkat tema “Menakar Arah Kebijakan Pembangunan Sesuai Visi Misi Abu Hasan dan Ramadio, diselenggaralan di aula Bappeda, akhir pekan kemarin.
Menurut orang nomor satu di Butur ini, alasan untuk beralih ke organik ialah melihat kondisi makro ekonomi nasional yang mempelihatkan harga komoditi Indonesia diluar negeri hari ini sedang mengalami penurunan terus menerus.
” Hampir tidak ada komoditi kita yang nilai jualnya di luar negeri bagus, kecuali satu hal yakni pangan organik yang sudah diekspor oleh baru beberapa daerah di Indonesia dan hal ini menjadi peluang besar Buton Utara tahun 2017 kita akan canangkan sebagi kabupaten organik,”terangnya.
Mantan Karo Humas Pemprov Sultra ini menambahkan bahwa beberapa minggu yang lalu perubahan anggaran, dirinya telah mengirim tujuh orang petani untuk melakukan studi banding tentang pertanian organik di daerah Jawa, Tasik Malaya dan sekitarnya.
“Sengaja saya kirim petani studi banding, karena selama ini yang studi banding hanya pejabat dan kalau pejabat yang pulang maka tidak ada yang bisa diaplikasikan oleh para petani, tetapi kalau petani yang studi banding maka mereka pulang langsung bisa mengaplikasikan, dan itulah salah satu contoh kebijakan yang kita ambil dari dimensi pertanian,”ujarnya.

Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, tambah Abu Hasan dirinya menginginkan apa yang menjadi prioritas program adalah untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat Butur melalui tepat sasaran pada pengembangan pertanian, nelayan, peternakan, perkebunan, usaha mikro kecil dan menengah.
” Dengan sektor tersebut kita bisa selamatkan hampir 60 persen pengangguran di Kabupaten Buton Utara, yang merupakan problem begitu besar tidak pernah selesai-selesai, kemudian tujuan pemerintah hari ini adalah mencari akar permasalahan dan solusi dari problematika masyarakat kita,”pungkas dia. (*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version