F06.2 Masa aksi saat dan Korlap aksi Emen Lahuda Saat melakukan orasi ilmiahnya di hadapan Aparat pengamanan serta masyarakat yang hadir di depan kantor Bupati Wakatobi

Peliput: Zul Ps Editor: Hasrin Ilmi

WANGI-WANGI, BP – Gabungan Mahasiswa Gerakan Kiri menggelar Unjuk Rasa jilid II tuntut transparansi BST Kemensos di Wakatobi. Selain itu, dalam aksi ini juga, mahasiswa mengecam tindakan represif aparat keamanan yang dilakukan kepada aktifis Yusriadi Lahuda (Emen-red) senin (06/07) lalu, yang mengakibatkan luka robek pada pipi kirinya.

Dihadiri oleh ratusan masyarakat Wakatobi dalam orasinya di depan kantor Bupati pada Senin (13/07), Koordinator Lapangan Emen Lahuda menegaskan kepada Pemerintah Daerah Wakatobi dan pihak terkait untuk secepatnya menuntaskan persoalan BST yang terjadi ditengah masyarakat, pasalnya hal tersebut telah menyebabkan kegaduhan.

F06.2 Masa aksi saat dan Korlap aksi Emen Lahuda Saat melakukan orasi ilmiahnya di hadapan Aparat pengamanan serta masyarakat yang hadir di depan kantor Bupati Wakatobi
Masa aksi saat dan Korlap aksi Emen Lahuda Saat melakukan orasi ilmiahnya di hadapan Aparat pengamanan serta masyarakat yang hadir di depan kantor Bupati Wakatobi

“ Dimana tuntutan kami saat hari senin itu adalah untuk menuntaskan penyaluran BST tahap II (Periode Mei-Red). Namun yang terjadi dilapangan saat ini yang disalurkan adalah BST tahap III, BST saat ini tidak transpransi karena pada prinsip penyalurannya sudah tidak masuk akal,” teriaknya lantang.

Adianto salah satu orator lainnya, meminta kepada pihak ke keamanan yang tergabung dalam Polres Wakatobi dan Satpol-PP untuk menunjukan surat tugas yang diberikan kepada instansi masing-masing dan ditandatangi oleh Kepala Instasi Polres Wakatobi dan Kasatpol-PP. Namun hingga masaa aksi bubar surat tersebut tidak ditunjukan.

“ Kalau seandainya pihak kepolisian tidak mengeluarkan surat tugas itu, kami memiliki indaksi bahwa pihak kepolisian pada hari ini hanya untuk memukul masa aksi yang hadir pada hari ini. Begitu pun dengan Polisi Pamong Praja, saya mneminta surat tugas kepada bapak-bapak, apa benar bapak melakukan pengamanan pada siang hari ini,” teriaknya dengan tegas.

Ditemui oleh perwakilan Pemerintah Daerah Wakatobi, Sekertaris Dinas Sosial Wakatobi Kaslan masa aksi memasuki pelataran Kantor Bupati Wakatobi. Diungkapkannya, bahwa pihaknya telah melakukan investigasi terkait adanya Barcode yang eror dan adanya penyaluran tahap III kepada pihak PT Pos.

“ Kalau mau bicara tupoksi, itu Dinsos tidak tau apa-apa Barcode model bagaimana-bagaimana, yang punya kewenangan barcode itu Kemensos, kan saya sudah sampaikan anggaran ini DIPA Kemensos. Setelah disetujui langsung dikirikan ke Kantor Pos dan Kerjasama Bank-Bank oleh Kemensos.” Ungkpanya.

Selain itu pihaknya juga tengah melakukan perekapan nama-nama masyarakat penerima BST dengan menggandeng para Kepala Desa/Keluarah sehingga data tersebut akan dipertanyakan kepada Kemensos RI sehingga mendapatkan penjelasan.

“ Kenapa belum ada yang menerima dan belum ada yang masuk, inlah yang sementara kami minta kepada Kemensos untuk mengklarifikasi itu. Nah sekarang, namanya hilang. Kenapa namanya hilang. Nah ini nanti yang akan kami klarifikasi. Kami butuh kepala Desa/Kelurahan kasi keluar nama-nama itu karean selama penyaluran, ini supaya kami rekap.” Tukasnya

Pantauan koran ini, Unras tersebut diigelar didua titik, yang awalnya dilakukan di Depan Kantor Bupati Wakatobi dan berakhir di depan Kepolisian Resor (Polres) Wakatobi yang berjalan tertib dan damai. Selain itu masa juga membawa atribut aksi dan kerda mayat yang diusung ke depan kantro Bupati Wakatobi.(*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today