Site icon BAUBAUPOST.COM

Jelang Adipura, BLH Muna Fokus Benahi Kebersihan Pasar dan Kota

F3.1 Kepala BLH Muna H Haris. Foto Iman Supa Baubau Post

Kepala BLH Muna, H Haris. Foto Iman Supa Baubau Post

Peliput: Iman Supa Editor: Zaman Adha

RAHA, BP – Dalam rangka merebut anugerah tertinggi dalam bidang kebersihan (Adipura), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna, melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) tengah fokus membenahi kebersihan Kota Raha maupun kawasan pasar.
Kepala BLH, H Haris yang ditemui diruang kerjanya, Selasa (31/1) mengatakan, Pasar Laino akan dibenahi karena banyaknya pedangang yang tidak memperhatikan ketertiban dalam berjualan. Kegiatan ini untuk meneruskan program Bupati menuju kabupaten yang bersih dan nyaman.
“Keadaan Pasar Laino cukup memperihatinkan dengan pedagang yang berjualan diatas trotoar, hingga menimbulkan ketidakteraturan dan muncul penumpukan sampah. Namun pihak Dinas Perindag telah melakukan relokasi pedagang tersebut, maka kami segara memfokuskan pembenahan kebersihan penumpukan sampah tanpa harus mengganggu para pedagang,” ungkap Haris.
Dalam pembenahan kebersihan, pihaknya menggunakan pendekatan persuasif kepada pedagang. Tanpa harus dipaksa, akan muncul kesadaran dari para pedagang untuk pindah ketempat yang telah disediakan.
“Sekarang pedagang sementara persiapan untuk pindah ketempat yang telah disediakan, kamimemberikan kesempatan kepada pedagang untuk membereskan seluruh dagangannya dari sisa sampah tanpa harus tergesa-gesa, setelah itu tim kebersihan akan mengangkut sampah,” paparnya.
Lanjut Haris, pasar sebagai titik pantau dalam rangka menuju adipura, sehingga kebersihan pasar dan kota menjadi prioritas dalam rangka menjaga kebersihan kota dan pemeliharaan lingkungan. Hal ini memerlukan keterlibatan semua pihak, agar kebersihan Kabupaten Muna dapat terwujud.
“Konsep menuju adipura, perlu pembentukan tim yang melibatkan seluruh stakeholder, sebab program ini merupakan prioritas Bupati yang mengarahkan menuju pencapaian adipura, namun pihak BLH akan membenahi dulu SK pegawai karena nomenklatur SKPD berubah, apalagi belum dilantik secara keseluruhan ditambah lagi belum ada anggaran,” lanjutnya.
Secara rutin dengan sarana dan prasana yang terbatas, BLH hanya memiliki enam unit mobil pengangkut sampah. Meski terbatas, namun pihaknya akan memaksimalkan sarana yang ada, agar tidak ada lagi sampah yang berhamburan diberbagai titik.
“Dalam tekad pencairan adipura, setiap usai shalat Magrib kami keliling kota untuk meninjau lampu yang tidak berfungsi, maupun keliling dalam kota pada pagi hari hingga ke pasar untuk melihat beberapa tumpukan sampah yang harus diperhatikan,” tuturnya.
Ketentuan dalam pembuangan sampah, masyarakat harus memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya ataupun ditempat TPA terdekat. Kebiasaan masyarakat, terutama yang bermukim di bantaran kali, sehingga dikontrol untuk mengurangi tumpukan sampah. Pihaknya mengakui, masih kurangnya sosialisasi maupun tenaga penyuluh kebersihan. (*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version