Peliput: Gustam — Editor: Ardi Toris
BAUBAU, BP- Di Hari Kemerdekaan 17 Agustus tahun ini, Pemerintah Republik Indonesia kembali memberikan tanda kehormatan kepada seseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara.
Yang menarik, salah seorang pemuda asal Kepualaun Buton tepatnya Kota Baubau mendapatkan penghargaan tersebut. Ia bernama Akhmatul Ferlin, seorang alumni SDN 2 Baubau yang lahir tanggal 31 Mei 1975.
Melalui Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 73/TK/Tahun 2020, tertanggal 6 Agustus 2020, Akhmatul Ferlin menerima Piagam Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia berupa Satyalancana Pembangunan.
“Penghargaan ini merupakan tanda kehormatan yang diberikan, sebagai penghargaan atas jasa-jasanya terhadap negara dan masyarakat dalam lapangan pembangunan negara pada umumnya, atau dalam lapangan pembangunan sesuatu bidang tertentu pada khususnya,” bunyi petikan Keppres tersebut.
Akhmatul Ferlin yang saat ini menjabat sebagai Kepala Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) BRSDM KP, dinilai telah melakukan inovasi yang berkontribusi untuk pembangunan, khususnya kelautan dan perikanan.
Pria yang akrab disapa Ferlin itu menghasilkan sejumlah Invesi dan Inovasi, yaitu sebagai Program Direktur OFK pada Inovasi Riset-Perekayasaan Teknologi Pengawasan Laut LPTK BRSDM KP, telah menghasilkan Teknologi yang dikenal sebagai Wahana Keselamatan dan Pemantauan Obyek Berbasis Automatic Identification System, disingkat WakatobiAIS.
Teknologi tersebut dihasilkan untuk menjawab kebutuhan keselamatan para nelayan kecil di tanah air, melalui pemanfaatan AIS dalam ukuran mini yang terkoneksi ke BTS Radar, sehingga pergerakan nelayan (kecil) yang mengaktifkan WakatobiAIS dapat terpantau.
“Penghargaan Satyalancana ini sesungguhnya bukanlah akhir dari suatu pengabdian, justru ini adalah titik awal untuk pengabdian yang sebenarnya ke masyarakat, oleh karena Satyalancana ini hanyalah simbol kebermanfaatan yang didalamnya mengandung nilai tanggung jawab yang nyata kepada masyarakat. Disamping itu pada tahun ini juga telah didaftarkan Klaim Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk 2 (dua) Produk pada sentra HKI KKP dan tahun 2021 nanti juga akan didaftarkan 2 (dua) klaim produk,” jelas pria yang lahir dan dibesarkan di Batulo dan berdomisili di Waruruma Baubau itu.
Sebagaimana diketahui, WakatobiAIS sendiri telah di-launching pada Acara Science Innovation Business Matching (SIBM), di Ballroom Gedung Mina Bahari 3 KKP Jakarta, tahun 2018 lalu.
Selain itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun turut meluncurkan teknologi WakatobiAIS dan dan Aplikasi Laut Nusantara, juga pada tahun 2018 lalu di Bali.
Kepala BRSDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja yang turut hadir mendampingi Menteri Susi mengapresiasi pengembangan Wakatobi AIS yang memang didesain khusus sesuai karakteristik nelayan kecil Indonesia. (*)
