Site icon BAUBAUPOST.COM

20 Kelompok Kain Tenun di Puma-Baubau Gunakan Pewarna Alam

Peliput: Nelvida A — Editor: Ardi Toris

BAUBAU, BP- Kelompok yang membuat kain tenunan di Kelurahan Sukanayo, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau ada sekitar 20 klompok. Demikian dikatakan Ketua Kelompok Pewarna Alam Herawati saat ditemui wartawan Baubau Post, Senin (24/08).

Kelompok Kain Tenun Alama di Sukanayo memperagakan proses tenun

Kelompok tenunan itu, katanya, mengembangkan kreatifitas menenun kain dengan menggunakan pewarna alam yang berasal dari tumbuhan sekaligus menjadi salah satu pembeda dari kelompok tenunan lain di Kota Baubau.

” Dalam satu kainnya dapat dihargai sekitar 400 sampai 500 ribu berbeda dengan harga kain yang menggunakan bahan kimia,” jelasnya.

Salah satu keunggulan dari menggunakan pewarna alam yakni limbah bekas larutan pewarna, lebih ramah lingkungan (eco Friendly), tidak mencemari lingkungan karena berasal dari alam (Bio Degradable). Ketersediaan baku melimpah dan termasuk sumber alam terbarukan. Tidak perlu impor seperti halnya zat pewarna sintetis.

” Kalau untuk pewarna alam biasanya dari tumbuhan biasanya yang warna coklat dari kulit bakau, kalau warna kuning berasal dari kayu kuning, kemudian warna biru berasal dari tumbuhan indigo,” terangnya.

Perlu diketahui bahwa cara untuk menghasilkan beberapa warna pada kain dengan menggunakan cara teknik fiksasi. Dimana dengan mencampurkan bahan-bahan alam tersebut dengan menggunakan kapur ataupun bahan lainnya yang dapat difiksasi agar menghasilkan beberapa warna lainnya.

” Kalau untuk ketersediaan pewarna alamnya semua berasal dari tumbuhan yang ada disekitar lingkungan kami bahkan ada tumbuhan yang harus dibudidayakan contohnya tanaman indigo,” ujarnya.

Salah satu keuntungan dari menggunakan pewarna alam yakni warna yang dihasilkan bersifat soft. (#)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version