Pemuda Wabula Berfoto Bersama Seusai Mengumpulkan Sampah di Topa Wabula Pemuda Wabula Berfoto Bersama Seusai Mengumpulkan Sampah di Topa Wabula

Peliput: Gustam

PASARWAJO, BP- Sejumlah pemuda Wabula yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Alam (Kapala) Buton menggelar Gerakan Pungut Sampah (GPS) di sekitaran objek wisata Kali Topa, Sabtu Sore (05/09).

Gerakan tersebut merupakan bentuk kecintaan pemuda Wabula akan wisata unggulan yang mereka miliki, mengingat Kali Topa Wabula merupakan destinasi wisata unggukan Kabupaten Buton dan Wabula secara khusus.

Pemuda Wabula Berfoto Bersama Seusai Mengumpulkan Sampah di Topa Wabula
Pemuda Wabula Berfoto Bersama Seusai Mengumpulkan Sampah di Topa Wabula

“Anak-anak muda ikut berpartisipasi juga,” kata salah seorang peserta GPS, Ridwan kepada wartawan Baubau Post.

Sebagai langkah awal, lanjut Ridwan, bersih-bersih tersebut hanya dilakukan di sekitaran permandian pengunjung Kali Topa saja, untuk di sekitaran gerbang masuk belum.

“Untuk sementasa kita fokus dulu di Kali Topa sama di sekitaran Gazebo,” tutur mahasiswa semester III tersebut.

Sampah yang dikumpulkan, kemudian dibakar di lokasi. “Kalau kantong sudah full dikumpul, baru dibakar. Baru pungut lagi, bakar lagi,” terang Ridwan.

Ia berharap, melalui gerakan tersebut, dalam memotifasi pemuda yang lain, untuk melakukan gerakan yang sama dalam menciptakan kawasan wisata yang eksotis. (*)

Nonton Video Berikut dari YouTube BaubauPost TV Channel:

DEMO TRANSPARAN BLT DI WAKATOBI DEMONSTRAN DAN APARAT PICA-PICA

Aksi demonstrasi menuntut transparansi Bantuan Sosial Tunai (BST) periode Mei yang berasal dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI di Kabupaten Wakatobi berakhir ricuh. Aparat kepolisian dan sat Pol PP Wakatobi melakukan tindakan represif terhadap massa aksi. Terlihat bahwa Demo transparan BLT di Wakatobi demonstran dan aparat pica-pica

Aksi mahasiswa tergabung dari lembaga Barisan Orator Mahasiswa (Bom) Kepton, Gerakan Aktifis Mahasiswa (GAM) dan Koalisi Parlemen Jalanan Wakatobi pada Senin (6/07) di depan Kantor Bupati Wakatobi awalnya berjalan damai. Namun begitu selesai sholat Zuhur, situasi mulai memanas dan pada akhirnya memicu terjadinya aksi saling dorong pagar yang berujung pada tindakan kekerasan. Demonstrasi yang menuntut transparan bantuan langsung tunai (BLT) itu pun membuat kubu demonstran dan juga aparat ada yang mengalami luka alias pica-pica.@BAUBAUPOST TV CHANNEL

Visited 1 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *