Peliput : Amirul
BATAUGA, BP–Dari 60 desa 10 kelurahan yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Buton Selatan. Sedikitnya 51 desa/kelurahan telah membentuk desa siaga dan baru sebagian kecil dari itu membentuk desa siaga aktif .

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Busel La Ode Rusli SKM mengatakan desa siaga merupakan langkah strategis baru pembangunan kesehatan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemapuan serta kemauan mengenai penanganan masalah-masalah kesehatan disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatan mandiri
“Harapan pemerintah bagaimana Indonesia itu sehat dimulai dari keluarga.” ucap La Ode Rusli saat ditemui belum lama ini
Lanjutnya, untuk itu Pemkab Busel melalui Dinkes mendorong terwujudnya desa siaga aktif. Diharapkan perilaku masyarakat terutama Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) itu juga akan berubah, karena salah satu programnya PHBS dimulai dari yang terkecil yakni rumah tangga.
“Pemerintah terus berupaya mendorong agar setiap keluarga itu berperilaku hidup bersih dan sehat, ” ujarnya.
Ketika desa siaga ini sudah jalan, kata Rusli maka akan mengarah pada desa siaga aktif. Sesuai data Dinkes dari 60 desa 10 kelurahan di Busel baru 51 desa/kelurahan yang membentuk desa siaga.
“Dari 51 desa itupun juga baru sebagian kecil yang membentuk desa siaga aktif. Namun Dinkes Busel berupaya membangun kembali berkomitmen dengan para pemangku kebijakan ditingkat desa/kelurahan dan kecamatan. Agar desa siaga aktif ini diletakan kembali,” harapnya.
Cita-cita Bupati Busel H La Ode Arusani ditahun 2021 itu, jika semua desa sudah siaga aktif maka tentu akan menjadi desa sehat. Setelah desa sehat maka akan ada kecamatan sehat. seterusnya hingga diupayakan terbentuk Kabupaten layak sehat diwujudkan dalam program nyata.
“Insha Allah program ini akan dimunculkan, juga ada penilaianya untuk menentukan kriteria desa siaga aktif menuju Kabupaten layak sehat itu dari Dinkes Kesehatan Provinsi, Kementerian Kesehatan dan Kemendagri, ” jelasnya.
Ia menambahkan, sosialisasi desa siaga dengan menghadirkan pemangku kebijakan di Desa seperti Kades, tokoh masyarakat, tokoh agama, adat, Kapus, Camat untuk meramu dan memadukan agar program desa siaga didorong menjadi agenda prioritas bersama.
“Fokus pencapaian desa siaga ini untuk bagaimana agar persoalan terkait kesehatan di Desa itu apa saja. Ini sudah bisa dipetakan di tingkat desa. Mungkin melalui survei mawas diri,” tukasnya (*)
Nonton Video Berikut dari YouTube BaubauPost TV Channel:
WA TINI, WARGA LIA MAWI, KAB WAKATOBI MENGAMUK KARENA TIDAK DAPAT BANTUAN TERDAMPAK COVID 19
Seorang Warga Wakatobi bernama WaTini mengamuk di Kantor Desanya karena tidak mendapatkan bantuan terdampak Covid-19. Wa Tini merasa dianaktirikan karena senmua jenis bantuan yang disalurkan tak satu pun yang dia dapatkan. Meja dan kursi dalam kantor pun menjadi sasaran amukannya.@BAUBAUPOST TV CHANNEL