Site icon BAUBAUPOST.COM

Musim Kemarau Basah Terjadi Hingga Akhir 2016

Peliput: La Ode Adrian

BAUBAU, BP – Musim Kemarau Basah yang kini melanda Kota Baubau, diperkirakan akan terjadi hingga Desember atau penghujung tahun 2016. Dimana selama 2016, Kota Baubau nyaris tidak dikena musim kemarau kering.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Baubau Natsir SSos mengatakan, Kemarau Basah yang merupakan musim langka bukan hanya melanda Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Kota Baubau dan sekitarnya, namun juga melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia.

“Ini (Kemarau Basah) bukan hanya terjadi di Sultra khususnya Baubau dan sekitarnya, tapi juga diseluruh Indonesia. Yang paling terlihat itu di Jawa, kemudian seperti banjir yang terjadi di Bandung, kan sekarang ini seharusnya musim kemarau, tapi karena hujan yang sering turun berlebihan pada daerah tertentu, ya efeknya seperti itu (banjir),” jelas Natsir ketika ditemui diruang kerjanya, Kamis (27/10).

Namun kata Natsir, untuk curah hujan yang mengguyur Baubau pada Kemarau Basah kali ini tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat terutama para nelayan, dikarenakan curah hujan yang kerap membasahi daratan Baubau dan sekitarnya masih terbilang normal yakni hanya kisaran 10 mm (ukuran curah hujan, red.).

Dilanjutkan, yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat adalah segi kesehatan, karena dianggap hujan yang turun pada musim kemarau akan sangat mempengaruhi kesehatan, mengingat cuaca atau suhu yang berubah drastis setiap waktu.

“Jadi musim Kemarau Basah ini sangat mempengaruhi kesehatan, terutama yang gampang terganggu kesehatannya itu adalah anak-anak. Dan itu yang harus diperhatikan orangtua, karena seperti yang kita lihat sendiri sekarang ini, meskipun panas, secara tiba-tiba akan turun hujan, dan itu mempengaruhi suhu yang juga berubah dengan tiba-tiba,” paparnya.

Dikatakan, Kemarau Basah terakhir kali terjadi di Kota Baubau pada 2010 silam, dan kini terulang kembali ditahun 2016. Namun, Kemaru Basah kali ini sedikit lebih ekstrim dibandingkan dengan yang terjadi pada 2010, dikarenakan hujan yang hampir tiap hari mengguyur Baubau.

“Ditahun 2010 itu, meskipun kena Kemarau Basah tapi hujan itu tidak turun sesering yang terjadi sekarang ini (2016), jadi sekarang ini terbilang lebih parah dari tahun 2010,” tandasnya.

Untuk diketahui, Kemarau Basah disebabkan oleh permukaan air laut bagian Tenggara Australia yang memanas, sehingga air laut menguap dan naik keatas langit dan membentuk awan hitam dengan potensi hujan. Kemudian uap tersebut membentuk sebuah pusaran angin yang berbelok dari arah Tenggara ke Barat laut menuju Kutub Utara.

Belokan angin tersebut melewati Indonesia dan berdampak pada iklim di Indonesia, sehingga menyebabkan Musim Kemarau Basah pada bagian tenggara Indonesia, termasuk Sulawesi Tenggara khususnya Kota Baubau.(*)

This website uses cookies.

This website uses cookies.

Exit mobile version