Peliput: Zaman Adha
BAUBAU, BP – Penggunaan pupuk kimia di Kota Baubau untuk padi sawah masih mendominasi. Hal ini menyebabkan produksi padi menurun.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Baubau Muhammad Rais ditemui belum lama ini menuturkan, setiap tahunnya para petani menggunakan rekomendasi pupuk yang sama. Dampaknya tanah menjadi jenuh dengan pupuk kimia.
“Pupuk kimia efeknya kalau terus menerus, maka tanah itu menjadi berkurang kesuburannya,” tuturnya.
Selain itu kata dia, belum tentu semua jenis pupuk kimia cocok untuk tanaman. Terbukti dengan menurunnya produksi padi sawah.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya sangat merekomendasikan penggunaan pupuk organik. Pupuk kimia diketahui bisa berefek buruk pada lingkungan maupun manusia.
“Teknik untuk mengantisipasi hal tersebut adalah memperbanyak penggunaan pupuk organik, baik di sawah maupun lahan holtikultura,” ujar Rais.
Selain mengurangi pupuk kimia, pihaknya juga akan mendatangkan alat perangkat uji tanah. Alat ini mampu menganalisis kandungan kimia dalam tanah.
“Dengan alat tersebut, kita dapat mengetahui, apakah tanah sudah mengandung unsur urea, nitrogen, ataupun fosfor yang berlebihan,” jelasnya.
Rais menambahkan, tahun ini oleh Kementerian Pertanian (Kementan), kegiatan diarahkan pada ketahanan pangan di masa pandemi. Banyak hal di bidang pertanian yang sangat bermanfaat untuk masyarakat di era Covid-19.
“Sehingga tema kegiatan Rakernas tahun ini yakni memperkuat peran sektor pertanian dalam menopang pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi covid-19,” tambahnya.
BACA JUGA: Petani Sawah di Waliabuku Memasuki Masa Pengolahan Lahan
Kemudian menggenjot ketahanan pangan, dengan meminimalisir impor. Kementan menggandeng BUMN dan stakeholder terkait, untuk membantu pemerintah dalam menggenjot ekspor hasil pertanian. (**)