F01.3 Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH bersama wakilnya La Ode Ahmad MonianseWalikota Baubau Dr HAS Tamrin MH bersama wakilnya La Ode Ahmad Monianse

Laporan: Prasetyo M

BAUBAU, BP-Tujuan Pembangunan adalah kesejahteraan karena mengadopsi dari tujuan pembangunan nasional ada di alinea keempat yakni memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan itu dan merdeka itu supaya sejahtera. Sedangkan cita-cita negara di alinea kedua yakni merdeka, bersatu, berdaulat,adil dan makmur. Dengan ini, sementara sebuah daerah sebuah negara ada kondisi awal sekarang ini berada pada titik mana, apa potensi, apa kelemahan apa dan kekurangan.

Sehingga, dalam menyusun visi misi berangkat dari latar belakang pola pikir menginventarisir potensi-potensi yang punya sumberdaya alam, punya letak geografis perlintasan. dan Baubau ini potensi semua yaitu sumber daya manusia yang handal , sumber daya alam banyak sekali, punya cagar-cagar budaya yang menggiurkan dunia, benteng keraton terluas didunia dan banyak lagi. Demikian dengan punya kelemahan-kelemahan, isu isu nasional kesenjangan, kemiskinan lapangan kerja, semua ini merupakan kondisi yang menyertai,sehingga bila ingin membangun tidak bisa juga dinafikan. Padahal untuk mau menuju sejahtera haruslah ada proses.

F01.3 Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH bersama wakilnya La Ode Ahmad Monianse
Walikota Baubau Dr HAS Tamrin MH bersama wakilnya La Ode Ahmad Monianse


Wali Kota Baubau Dr H AS Tamrin, MH yang didampingi Wakil Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse saat rapat dengan tim percepatan pembangunan Kota Baubau di bantea umuri bolu rujab Wali Kota Baubau Sabtu (24/4/2021), mengungkapkan keinginan besarnya untuk mewujudkan Kota Baubau sebagai kota yang maju, sejahtera dan berbudaya dihadapan para tim percepatan baik yang hadir secara langsung, maupun secara virtual. Untuk mewujudkan keinginan tersebut haruslah disiapkan pra kondisi dan ada prosesnya namanya SOM (Subyek, Obyek, Metoda), yaitu Subyek siapa berbuat apa dan paradigma pembangunan itu adalah good governance (pemerintahan yang baik) dimana ada tiga domain yang berperan dalam pembangunan yaitu pemerintah sebagai leading sektor, dunia usaha sebagai dinamisator, masyarakat sebagai penerima manfaat yang harus ikut baik dalam hal mengajukan harapan-harapan bagaimana pembangunan itulah ada Musrembang. Kemudian, apa yang bisa diterima siapa berbuat apa serta apa yang dibikin yakni Obyek.


Ada 4 pilar utama yang menjadi agenda prioritas, yakni pembangunan sumberdaya manusia, pembanunan sarana prasarana dan infrastruktur, kemudian, pembangunan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan bertumpu pada kerarifan lokal serta pembangunan budaya. Keempat pilar ini yang menjadi tugas dari tim percepatan pembangunan Kota Baubau untuk memberikan petunjuk untuk bagaimana dan kiat-kiat yang dilaksanakan.” Sudah banyak saran-saran tapi tidak bisa berhenti hanya satu kali. Siapa berbuat apa, di apakan ini, ada metode, ada legislasi dukungan aturan undang-undangnya belum ada harus ada legislasi, harus ada edukasi, fasilitasi, regulasi, aspirasi masyarakat , koordinasi , sosialisasi, partipasi. Semuanya ini harus dilihat siapa berbuat apa dan di apakan terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak didukung dengan Undang-Undang harus dibikinkan Undang-Undang dan kita punya wewenang tergantung yang punya wewenang,”kata H AS Tamrin.


Menurutnya, Undang-Undang yang tinggi ada di DPR RI yang mempengaruhi juga pembangunan Baubau. Sedangkan yang sifatnya di Baubau, dibikinkan Perda atau Perwali karena pembangunan ini harus sinergi yaitu sinergitas antara pusat, provinsi dan daerah sehingga tidak boleh lari sendiri-sendiri. Demikian pula bila di pusat ada visi misi presiden RI Jokowi yang kemudian dituangkan dalam sembilan nawa cita dan mengalir ke Provinsi Sultra visi misi yakni Sultra yang aman, maju, sejahtera dan bermartabat dituangkan dalam bentuk Garbarata dan masuk ke Kota Baubau yaitu maju, sejahtera dan berbudaya. Namun, untuk mengelola proses ini, harus berpatokan memegang teguh paradigma nasional dimana paradigma nasional adalah pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional, kemudian wawasan nusantara keragaman dari sabang sampai merauke suatu keniscayaan yang harus dipegang teguh tidak boleh melenceng. Kemudian, Tanas (Ketahanan Nasional).

Pada kondisi obyektif suatu daerah suatu wilayah didalam mempertahankan keberlanjutan kehidupan daerah itu dengan menangkal tantangan ancaman hambatan. Disitulah seberapa jauh ketahanan nasional daerah itu. Ada 8 gatra dalam Tanas yang harus ditangani oleh pemerintah seluruh Indonesia yang terbagi 3 gatra statis dan 5 gatra dinamis. Gatra statis itu adalah potensi dasar suatu daerah dalam geografis dan Baubau menguntungkan potensi geografis dikelilingi lintasan timur dan barat tempat persinggahan kapal-kapal laut. Sumberdaya manusia juga berpotensi dan pintar-pintar sumberdaya manusia Baubau malah berdiaspora di seluruh nusantara ini potensi yang menjadi modal dasar daerah Baubau dan belum tentu dipunyai daerah lain. Kemudian, sumberdaya alam, ada aspal, ada nikel, ada emas meskipun di eksploitasi. Dan ini harus dimanfaatkan secara baik jangan digaru dan dihancurkan Seperti sekarang ini banyak merusak lingkungan karena ada ilegal loging dimana-mana , merusak alam pertambangan. Hal ini karena tidak sabar menguras sumber daya alam.


Selain itu, 5 gatra dinamis yakni Ipoleksusbudhankam (Ideologi politik sosial budaya pertahanan keamanan). Idiologi ini harus jelas karena ini labil bagaimana dipengaruhi oleh infiltrasi budaya luar malah politik luar yang tidak terlepas. Karena itu, perjalanan infiltrasi politik silens tidak kasat mata. Jarang menyadari ini tapi itulah ideologi. Ideologi politik adalah pancasila dan sudah paten tidak perlu diperdebatkan lagi. Yang perlu diperdebatkan adalah nilai praktisnya harus dibahas karena menelusuri relung-relung kehidupan manusia. Dalam mengelola ini, harus berkiblat pada paradigma atau pola ke depan. Artinya kalau di akumulasikan, proses yang tempuh harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada, jangan jalan sendiri-sendiri sebab dapat berhadapan dengan hukum.


Namun dalam pelaksanaan kehidupan dunia yang demikian kompleks seluruh keinginan harapan dan tujuan kita dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan strategis itu bisa yang global, regional, nasional, lokal. Sekarang covid-19 karena bencana non alam melululantahkan seluruh program. Adalagi resesi, perang antara Palestina dan Israel itu mempengaruhi dan kadang-kadang mempengaruhi faktor ekonomi , nilai tukar terpengaruh. Ini namanya pengaruh lingkungan strategis yang tidak bisa diabaikan hanya disiasati. Kemudian, misalnya ada konflik Ambon dahulu sangat terasa di Baubau. Semua itu bisa dideteksi dari awal namun ada pula yang tiba-tiba tidak tahu sehingga muncul dan kelabakan.


Keinginan besar orang nomor satu di Kota Baubau tersebut untuk menjadikan Baubau sebagai kota yang maju, sejahtera dan berbudaya ternyata mendapat dukungan penuh dari semua tim ahli percepatan pembangunan Pemkot Baubau yang anggotanya terdiri dari kalangan akademisi dan praktisi seperti Prof Dr Ermaya Suradinata koordinator tim percepatan, Prof Dr Khasan Efendi, Prof Dr Rokhimin Dahuri, Prof Dr Susanto Zuhdi, Dr Sumbangan Baja, Dr Ananta Yasril B, Dr Sapta Nirwana, Muftin Marzuku Rasyid . Bahkan akan mengawal sampai ke pemaparan di DPRD Kota Baubau untuk dibuatkan peraturan daerah atau peraturan walikota.

baca juga: Roni Muhtar: Bila Sudah Memenuhi Syarat Perizinan Alfa Midi Bakal Segera Beroperasi Dikota Baubau


Sementara itu, turut hadir tim ahli percepatan pembangunan Pemkot Baubau dalam rapat yang di moderatori Kepala Bappeda Kota Baubau La Ode Aswad, S.Sos, M.Si tersebut yakni Dr Tasirifn Tahara, Dr Ishak Bagea, Dr La Ode Abdul Munafi. Sedangkan di Pemkot Baubau turut hadir Sekda Baubau Dr Roni Muhtar, M.Pd, pimpinan OPD serta perwakilan dari Muspida.(*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

By admin