– Imbas Unjukrasa Pilkada Busel yang Berujung Kisruh
Peliput: Amirul
BATAUGA, BP – Aksi unjukrasa massa simpatisan Paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2 FAHAM di Kantor KPU Buton Selatan yang berujung bentrok dengan aparat kepolisian, membawa dampak serius bagi pelajar SMPN 1 Batauga, yang harus dipulangkan lebih awal dari jadwal biasanya.
Aksi massa yang dimulai pukul 10.20 Wita didepan Kantor KPU itu pecah hingga aparat bertindak tegas, yang berniat membubarkan massa dengan meluncurkan beberapa gas air mata kearah massa.
Namun, imbas gas air mata itu harus dirasakan oleh pelajar SMPN 1 Batauga, dimana lokasi bangunan sekokah dan Kantor KPU Buton Selatan hanya berjarak kurang lebih 50 meter.
Para pelajar yang masih menjalani Proses Belajar Mengajar (PBM) merasakan perih dimata, hingga berhamburan keluar dari ruang kelas masing-masing, begitu juga para guru yang sedang mengajar.
Kepala SMPN 1 Batauga La Faani mengatakan, anak-anak didiknya terkena terkena imbas dari gas air mata yang dilontarkan aparat kepolisian saat membubarkan aksi unjukrasa tersebut.
“Jadi kami memulangkan lebih awal anak-anak itu, menjaga agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ucap La Faani saat ditemui dihalaman sekolah.
Bahkan kata La Faani, dalam kejadian itu pihak aparat sempat masuk kedalam lingkungan sekolah, karena berpikir ada penyusup yang masuk ke dalam sekolah, yang membuat para siswa SMPN 1 Batauga ketakutan.
“Saya kan tadi disitu dan tidak tahu kalau pintu pagar dibuka aparat, sambil berteriak penyusup-penyusup,” terangnya.
Lanjutnya, setelah pagar dibuka tiba-tiba, ada anak yang sedang merekam kejadian kejar-kejaran antara massa aksi dan petugas dengan menggunakan ponsel itu, dab dikira penyusup. Anak itu merekam aksi itu dari gerbang sekolah
“Anak itu ditarik kerak bajunya, dikerumini polisi, jadi saya bilang tolong pak jangan berani masuk disini, ini daerah kekuasaan saya, kasihan anak-anak jadi takut,” tuturnya.
Kata dia, sudah disampaikan beberapa kali agar meninggalkan halaman sekolah tetapi aparat kepolisian tidak mengindahkan.
“Saya sampaikan begitu tapi mereka tidak anggap, anak itu tidak dipukul hanya ditarik kerak bajunya,” ujarnya.
La Faani juga sesalkan aksi kepolisian masuk ke dalam lingkungan sekolah disaat anak didiknya dalam keadaan ketakutan, yang melihat kondisi diluar sekolah sedang tidak kondusif.
“Iya tentu berdampak dengan anak didik, begitu juga proses belajar tidak berjalan sesuai dengan jadwal, mau diapa kami terkena imbasnya,” ucapnya.
Ditambahkanya, ia berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, karena sangat berdampak secara psikologi terhadap para anak didiknya. Kata dia, beberapa hari kedepan mungkin akan mengambil tindakan, dengan sementara waktu para pelajar SMPN 1 Batauga diliburkan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan
“Saya harap kondisi ini tidak terjadi lagi di hari-hari berikutnya,” pungkasnya.
Amatan koran ini, anak SD saat pulang kerumah dan harus melintasi jalan yang tepat berada di samping Kantor KPU Busel terlihat shock, bahkan diantara mereka ada anak yang menangis ketakutan, walau telah dikawal oleh pihak kepolisian dan teman-teman wartawan yang saat itu sedang meliput.(*)

